Minggu, 22 Juli 2018

Jokowi Tegaskan Implementasi B100 Sebagai Komitmen Bersama


Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan Indonesia bisa meningkatkan bauran minyak sawit dalam solar atau Biodiesel hingga 100 persen.

Untuk itu, Presiden Jokowi menugaskan Menteri Koordinator (Menko) Bid. Perekonomian, Darmin Nasution untuk memimpin implementasi B100 tersebut.

Jokowi menyampaikan alasan kenapa terus menekankan masalah itu dan akan terus memantaunya. Hal ini karena menyangkut perbaikan neraca perdagangan Indonesia.

“Ini penting sekali, kita juga ingin mengurangi impor minyak. Artinya, juga akan menghemat devisa, ada penghematan devisa di sini,” ujar Jokowi.

Ia menambahkan bahwa kalau penggunaan biodiesel dan energi terbarukan itu betul-betul bisa diimplementasikan, maka akan hemat kurang lebih USD 21 juta per hari.

Oleh sebab itu, Jokowi menegaskan, dirinya akan terus mengikuti dan melihat angka-angka implementasi pelaksanaan mandatori biodisel ini.

“(Saya akan mengikuti) apakah implementasi pelaksanaan yang betul-betul menjadi komitmen kita bersama, tidak berhenti pada target di atas kertas, tetapi betul-betul menjadi komitmen kuat untuk setiap kementerian, setiap lembaga, BUMN,” ujar Jokowi.

Menko Darmin menyatakan, sanggup melaksanakan instruksi tersebut. Namun dia menuturkan, implementasinya tak akan serta merta. “Pemerintah akan melakukannya secara bertahap, ‘ ujar Menko Darmin.

Bauran minyak kelapa sawit dalam solar di Indonesia saat ini masih di kisaran 20 persen. Targetnya pemerintah bisa mencapai bauran hingga 30 persen pada 2025.

Kebijakan bauran 20 persen pun berlaku untuk bahan bakar yang disubsidi pemerintah. Baru hari ini pemerintah sepakat akan mewajibkan penggunaan biodiesel untuk bahan bakar non subsidi yang dijual swasta (non public service obligation/non PSO).

Dengan implementasi mandatori biodiesel bagi Non-Public Service Obligation (PSO), maka diharapkan dapat membantu memperbaiki defisit transaksi berjalan karena mengurangi impor bahan bakar minyak. Hal ini diharapkan dapat menghemat devisa mengingat neraca perdagangan Indonesia tengah mengalami defisit terutama pada sektor Migas.

Selain itu, dengan peningkatan penggunaan biodiesel, permintaan minyak sawit akan bertambah sehingga dapat memperbesar pasar di dalam negeri.

Damrin menuturkan, implementasi B100 akan mengurangi ketergantungan Indonesia kepada pasar Eropa. “Ini akan mengurangi ketergantungan kita kepada pasar Eropa yang suka neken-neken kita itu,” katanya. (RN/MCF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar