Rabu, 25 Juli 2018

Presiden Jokowi Peduli Kebutuhan Listrik dengan Membangun Infrastruktur Kelistrikan


Bidikdata – Presiden Joko Widodo sangat peduli terhadap pemenuhan kebutuhan energi di Indonesia. Oleh sebab itu beliau banyak membuat proyek strategis untuk membangun infrastruktur kelistrikan.
Presiden Joko Widodo melakukan “ground breaking” enam pembangkit Mobile Power Plant (MPP) yang menggunakan Pembangkit Listrik Mesin Gas (PLTMG) dengan total kapasitas 350 Mega Watt (MW) yang akan memperkuat sistem kelistrikan Regional Sumatera di Air Anyir, Kabupaten Bangka.
“Bangka Belitung merupakan salah satu prioritas pembangunan infrastruktur kelistrikan. Untuk itulah melalui pembangunan MPP ini diharapkan bisa segera memenuhi kebutuhan akan listrik di Bangka dan Belitung,” katanya di Air Anyir Kabupaten Bangka.
Ia mengatakan, pemerintah saat ini fokus dalam upaya peningkatan infrastruktur kelistrikan, namun dirinya berharap agar masyarakat bersabar, mengingat untuk membangun sebuah pembangkit bukanlah hal mudah dan membutuhkan waktu lama.
“Misalnya saja untuk pembangunan sebuah PLTU bisa memakan waktu 4 hingga 5 tahun,” ujarnya.
Sementara Direktur Utama PLN, Sofyan Basir mengatakan sesuai dengan nawacita yang dituangkan dalam program 35.000 MW, pemilihan pembangkit jenis MPP untuk percepatan rasio elektrifikasi di Regional Sumatera dirasa tepat mengingat waktu pembangunan pembangkit MPP yang relatif singkat.
Selain itu, pembangkit ini juga menggunakan gas sebagai bahan bakar sehingga lebih ramah lingkungan. Keenam pembangkit ini ditargetkan akan beroperasi akhir tahun ini.
“Keenam pembangkit tersebut terdiri dari MPP Bangka 2×25 MW, MPP Belitung 1×25 MW, MPP Paya Pasir Medan 3×25 MW, MPP Nias 1×25 MW, MPP Balai Pungut Duri 3x 25 MW dan MPP Tarahan Lampung 4×25 MW,” katanya.
Ia menyebutkan, sistem kelistrikan Sumatera pada 2016 terdiri dari sistem Sumatera Bagian Utara yang melayani Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan sub sistem Sumatera melayani Provinsi Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung.
Sementara untuk sistem kelistrikan Bangka Belitung dan sistem kelistrikan Kepulauan Riau serta sistemisolated seperti Nias, Mentawai dan pulau-pulau kecil lainnya.
“Sistem Sumatera Bagian Utara memiliki beban puncak saat ini sebesar 2.090 MW dan daya mampu sebesar 2.327 MW dengan cadangan daya 237 MW atau sekitar 11 persen. Sementara sistem Sumatera Bagian Selatan dan Tengah, beban puncaknya adalah 2.041 MW dan daya mampu pembangkit 2.827 MW dengan cadangan daya 426 MW atau sekitar 15 persen,” katanya.
Ia berharap pada 2017 sistem Sumatera sudah terhubung dengan jaringan 275 kilo-Volt (kV). Dengan mulai beroperasinya pembangkit-pembangkit baru diprediksi cadangan listrik bisa mencapai 32 persen.
Selain itu, diharapkan dengan penambahan 11.000 MW pembangkit baru program 35.000 MW serta jaringan transmisi 500 kV yang menghubungkan Sumatera Selatan dan Sumatera Utara sampai Aceh sepanjang 1.300 kilometer (km) bisa selesai pada 2019, sehingga sistem Sumatera semakin kuat dan dapat melayani semua pelanggan, termasuk pelanggan besar dan industri, serta menaikkan rasio elektrifikasi 86 persen pada 2016 menjadi 98 persen pada 2019.
“PLN berkonsentrasi penuh untuk menjalankan amanah pemerintahan Jokowi-JK melalui Program 35.000 MW. Target kami untuk Regional Sumatera pada 2016 ini akan menyupplai daya pasok hingga 6.036 MW. Untuk itu, diharapkan adanya cadangan daya untuk Sumatera, yakni sebesar 1.615 MW. Sementara untuk Lampung, target kami untuk daya pasok sebesar 1.068 MW, dan diharapkan adanya cadangan daya hingga 172 MW,” ujarnya.
Ia mengatakan, enam pembangkit MPP berkapasitas 350 MW ini akan disebar ke seluruh Regional Sumatera. Untuk Wilayah Bangka dan Belitung, bertambahnya tiga MPP dengan total kapasitas 75 MW akan memperkuat sistem kelistrikan Bangka Belitung.
“Daya mampu pada sistem kelistrikan Bangka saat ini adalah 142 MW, sedangkan beban puncak rata-ratanya sebesar 130 MW. Sedangkan daya mampu Belitung saat ini adalah 42 MW dengan beban puncak rata-rata 36 MW,” katanya.
Ia menilai dengan bertambahnya kapasitas pembangkit ini akan membuat pasokan listrik di Bangka dan Belitung semakin handal, di mana jika ada pemeliharaan terhadap salah satu pembangkit, pasokan listrik masih mencukupi.
“Listrik memiliki peranan vital dan strategis karena berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat dan sebagai penunjang pembangunan. Dengan dibangunnya pembangkit MPP, diharapkan listrik di Regional Sumatera menjadi lebih handal, aman, cukup pasokan dan ramah lingkungan. Untuk itu, pembangunan kelistrikan harus terus berjalan,” ujarnya.
Menurutnya, potensi pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung menunjukkan bahwa kawasan ini masih menjadi destinasi terbaik, khususnya pariwisata. beberapa rencana pemerintah terkait pembangunan dan pengembangan kelistrikan di Bangka Belitung mencakup percepatan pembangunan pembangkit baru adalah salah satu target PLN untuk melakukan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan.
Pelayanan terbaik ini diwujudkan dengan kecukupan pasokan listrik yang memadai sehingga pertumbuhan ekonomi masyarakat menjadi lebih baik dan terjadi peningkatan kualitas hidup seperti pada pendidikan dan perkembangan informasi yang pesat kemajuannya.
Lebih dari itu, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Rustam Efendi mendukung penuh dan mengajak segenap elemen masyarakat untuk bahu-membahu menyelesaikan program 35.000 MW.      “Saat ini, PLN selain membangun MPP ini juga sedang melakukan pembangunan transmisi 150 kV untuk meningkatkan keandalan pasokan listrik. Kami dukung agar proyek-proyek tersebut dapat terselesaikan sesuai target,” katanya
Sumber : https://bidikdata.com/presiden-jokowi-peduli-kebutuhan-listrik-dengan-membangun-infrastruktur-kelistrikan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar