Selasa, 21 Agustus 2018

Mantap! Ditengah Tekanan Global, ULN Indonesia Tumbuh Melambat



Jakarta – Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal II 2018 adalah 5,5 persen (yoy) mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yaitu 8,9 persen (yoy), yaitu sebesar 355,7 miliar dollar AS, terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 179,7 miliar dollar AS, serta utang swasta sebesar 176,0 miliar dolar AS.

Hal tersebut dijelaskan Bank Indonesia (BI) melalui keterangan tertulisnya pada Senin (20/8).
“Perlambatan pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari melambatnya pertumbuhan ULN baik di sektor pemerintah maupun sektor swasta,” ungkap BI.

ULN Pemerintah pada akhir kuartal II 2018 tumbuh 6,1 persen (yoy), melambat dibandingkan kuartal I 2018 sebesar 11,6 persen (yoy) menjadi sebesar 176,5 miliar dollar AS. Jumlah itu terbagi dari SBN (SUN dan SBSN/Sukuk Negara) milik non-residen sebesar 122,3 miliar dollar AS dan pinjaman dari kreditur asing sebesar 54,2 miliar dollar AS.

ULN swasta pun juga tumbuh melambat, terutama pada sektor industri pengolahan dan pengadaan listrik, gas, dan uap/air panas (LGA).
“Pertumbuhan ULN sektor industri pengolahan dan sektor LGA pada triwulan II 2018 masing-masing tercatat sebesar 1,1 persen (yoy) dan 16,1 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya,” lanjut BI.

Sementara itu, pertumbuhan ULN sektor pertambangan dan sektor keuangan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 72,2 persen, relatif sama dengan pangsa pada triwulan sebelumnya.
Struktur ULN total pada kuartal II 2018 tetap terkendali dalam level yang sehat.

“Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir kuartal II 2018 yang stabil di kisaran 34 persen. Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers. Berdasarkan jangka waktu, struktur ULN Indonesia pada akhir kuartal II 2018 tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,6 persen dari total ULN,” terang BI.

Melambatnya pertumbuhan ULN pemerintah sejalan dengan ketahanan pengelolaan fiskal pemerintah di tengah tekanan global.
Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk lebih mengoptimalkan sumber dari pasar domestik. (RN/MCF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar