Kamis, 04 Oktober 2018

Akting Ratna Sarumpaet Menutupi Sebuah Skenario Gagal


Ratna Sarumpaet menggelar konferensi pers. Bilang, bahwa kebohongan itu dia ciptakan sendiri. Datang tiba-tiba sebagai godan setan muncul di kepala juga hatinya. Dia pun menyesal, telah berbohong di depan Prabowo Subianto dan Amien Rais. Jadi Prabowo Subianto tidak bersalah. Juga Amien Rais dan para suporter lainnya. Ya, Ratna Sarumpaet telah pasang badan. Mengorbankan dirinya.
Sebagai pemain teater, Ratna jelas akting lagi untuk menutupi sebuah skenario gagal. Lho, apa itu skenario gagal?
Bersaing sehat dengan Jokowi jelas Prabowo bakalan kalah. Nah, untuk bisa memenangkankan Pilpres maka harus dibuatlah skenario dan manuver dengan syarat rakyat dibikin chaos, berontak secara histeris dengan membenci Jokowi. Histeria anti Jokowi!
Caranya gimana? Disusunlah skenario sebagai berikut:
Momentum Pilpres adalah situasi di mana mayoritas rakyat Indonesia seluruh perhatiannya tertuju pada politik. Maka dicarilah memori-memori kelam politik masa lalu. Mengambil momentum ritual 30 September situasi politik dipanaskan dengan mendorong issue kebangkitan PKI. Maka virallah issue kebangkitan PKI. Di mana-mana issue itu dibuncahkan. Gatot Nurmantyo jadi juru mudi issue ini. Gatot sengaja membuat pernyataan kontroversi dan memanas-manasi TNI tentang potensi ancaman kebangkitaan PKI. Menantang TNI untuk berani atau tidak bikin acara nobar bareng.
Kedua, dimunculkan issue Rizieq Sihab dicekal oleh pemerintah Arab Saudi atas pesanan Presiden Jokowi. Issue ini sengaja dirancang untuk mulai memancing kemarahan kelompok Islam Politik. Kemudian puluhan ribu massa dimobilisir ke Monas. Dibungkus dengan bikin acara “malam doa buat Habib Rizieq”. Di dalam acara itu juga sempat disebarkan buku tentang Jokowi dan PKI.
Setelah kedua issue tersebut di gerakan maka skenario terakhir disiapkan. Memunculkan berita Ratna Sarumpaet digebukin oleh kubu Jokowi. Memanfaatkan memori tahun 65 foto-foto Jenderal yang terbunuh, maka kini foto Ratna Sarumpaet yang lebam juga ditampilkan. Mengerikan. Bagaimana tidak, memori kolektif masyarakat tentang kengerian Peristiwa G30S65 sengaja dimunculkan. Timses Prabowo pun mem-viralkan dan segera disambut histeris para buzzer-buzzer. Para aktivis lintas angkatan juga dikumpulkan di Dunkin Donut Menteng jadi tempat pertemuan. Nah uasa politik dibangun dengan suasana merintih-rintih, seolah-olah telah jadi korban kebiadaban dari penguasa. Media online seperti CNN Indonesia juga ikut-ikutan. Mulai memberitakan tentang penganiayaan Ratna Sarumpaet sebagai persis dengan cara-cara PKI dulu. Kubu Jokowi sengaja diidentikan dengan PKI. Issue yang sejak kampanya Pilpres 2014 sengaja jadi menu utama untuk menyasar Presiden.
Namun chaos dan tumpahan histeria massa yang besar sebagai protes atas teraniayanya Ratna Sarumpaet tidak terjadi di jalan jalan. Rakyat Indonesia lebih memilih perhatiannya dan kecintaannya pada duka rakyat Palu dan Donggala yang terkena musibah gempa dan tsunami.
Ketika polisi berhasil mematahkan kebohongan penganiayaan Ratna Sarumpaet, maka buru-buru disuruhlah ia konferensi pers dengan mengorbankan dirinya untuk menutupi skenario besar yang gagal. Hoax gak butuh klarifikasi, yang penting chaos massa sudah tumpah. 

Sumber : http://kasakusuk.co/akting-ratna-sarumpaet-menutupi-sebuah-skenario-gagal/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar