Rabu, 28 November 2018

Kalau Ada Orang Putus Cinta, Ferdinand Hutahaen Pasti Salahkan Jokowi

Kalau Ada Orang Putus Cinta, Ferdinand Hutahaen Pasti Salahkan Jokowi
Jakarta – Pernyataan Ferdinan Hutahaen terkait Presiden Jokowi sebagai penyebab pembunuhan di Sampang adalah bentuk pelimpahan kesalahan kepada petahana.
sementara dirinya tutup mata dan tidak berupaya mengoreksi cara kubu Prabowo-Sandiaga berpolitik di Pilpres 2019 yang sejak awal sudah menebar fitnah dan menjadikan Presiden Jokowi sebagai kambing hitam dari semua permasalahan demi mendapat simpati dan dukungan masyarakat.
Cara berpolitik Prabowo-Sandiaga dengan menebar ketakutan dan pesimisme serta fitnah terhadap Pemerintah menyebabkan rakyat terpancing.
Insiden di Sampang harus menjadi pelajaran bagi Prabowo-Sandiaga agar lebih mengedepankan penyampaian program atau visi-misi dalam kampanye serta menghindari pernyataan hoaks atau fitnah dan mensosialisasikan hal positif yang memperkuat persaudaraan antar sesama pendukung paslon.
Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan selalu mengingatkan masyarakat agar tidak terpecah dan tidak bermusuhan karena berbeda pilihan politik.
Hal tersebut membuktikan bahwa Presiden Jokowi sejak awal menginginkan Pilpres dengan suasana kondusif dan damai untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kejadian di Sampang.
Ferdinand Hutahaen yang sejak awal memicu provokasi ini tanpa melihat akar rumput yang mudah terbakar seakan tidak peduli, Ferdinand sibuk mencari kesalahan karena memang partainya sadar kalau kalah elektabilitas dan terhempas dalam elektoral partai di 2019.
Pernyataan Ferdinand yang sering menyudutkan pemerintah tersebut membuat netizen protes kalau kata Mael Lee “Otak Mana”, bahkan ada yang justru memunculkan komentar-komentar lucu. Seperti yang tertera pada artikel dengan judul “Penembakan di Madura, Kubu Prabowo: Ini Salah Narasi Jokowi’ di Babe (26/11).
Seno Suroto, “Yang salah Jokowi lagi, nanti ada pasangan putus cinta yang disalahkan Jokowi.”
Socratez, “Besok kalau ada yang kencing di celana, Jokowi juga yang salah.”
Rhy123, “Jokowi kena salah lagi, kasian anak deso.”
Dalam hal ini masyarakat harus menggunakan media sosial secara bijaksana dan mampu menahan diri dari segala perbuatan provokasi.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi – Ma’ruf Amin, Abdul Kadir Karding mengatakan pelbagai pihak harus mengambil hikmah atas peristiwa ini. Tim kampanye dan juru kampanye diminta agar tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan provokatif, bohong atau hoax, dan berpotensi memecah-belah masyarakat. “Jangan sampai kasus-kasus seperti ini meluas terjadi di mana-mana.”
Karding meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika lebih ketat memilah dan menindak postingan di media sosial yang berpotensi menimbulkan perpecahan dan perseteruan. Kominfo harus melakukan intervensi dengan menghapus atau menurunkan postingan di media sosial yang berpotensi menimbulkan kericuhan. Jika diperlukan, Kementerian dapat membentuk tim khusus yang bertugas memantau konten unggahan di media sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar