Sabtu, 08 Desember 2018

Presiden Jokowi Prihatin 9 Juta Masyarakat Percaya Fitnah Isu PKI

Presiden Joko Widodo prihatin sekitar sembilan juta orang percaya dengan isu fitnah yang beredar di masyarakat termasuk melalui media sosial terkait isu PKI yang dialamatkan kepadanya selama ini.
Presiden kembali mengatakan hal itu saat membuka Jambore Kebangsaan Bela Negara Keluarga Besar Forum Komunikasi Putra Putri TNI-Polri (FKPPI) Tahun 2018 di Bumi Perkemahan Ragunan Jakarta, Jumat (7/12/2018).
“Harus saya sampaikan, ada sembilan juta masyarakat percaya, karena saya dapat survei masyarakat percaya dengan fitnah seperti ini,” jelas Presiden Jokowi.
Jokowi menyampaikan, selama empat tahun ia mendiamkan isu tersebut. Namun saat ini dia harus menjawab dan menjelaskan ketidakbenaran isu itu. Jokowi menunjukkan gambar tokoh PKI DN Aidit sedang berpidato pada 1955.
“Coba lihat di media sosial, banyak sekali gambar DN Aidit sedang pidato pada 1955,” kata Jokowi. Menurutnya, penyebaran isu-isu seperti itu merupakan cara yang tak beretika dan tak beradab. Padahal foto itu jelas sangat tidak masuk akal.
“Saya lahir saja belum, hal yang tidak masuk akal sehingga harus dijelaskan,” katanya.
Ia menyebutkan PKI bubar tahun 1965 sementara ia lahir pada tahun 1961. “Masa ada PKI balita, cara berpolitik seperti itu harus dihentikan,” tambahnya.
Selain isu PKI, Jokowi mengatakan ia juga disebut sebagai antek asing. Presiden kemudian menybut ladang minyak mentah yang diberi nama Blok Mahakam yang dulu dikuasasi Jepang dan Prancis. Saat ini sudah 100 persen dikuasai Pertamina.
Jokowi pun heran sekaligus kesal, lebih dari 40 tahun Indonesia hanya mendapat bagian sembilan persen dan Indonesia hanya diam saja, tidak ada yang demo. Namun ketika di era nya berhasil mendapatkan 51 persen malah di bilang antek asing.
“Saya tak akan diam kalau ada isu isu seperti, akan saya jawab. Juga Freeport yang saya minta bulan ini harus dapat mayoritas 51 persen,” katanya.
Sumber : https://bidikdata.com/presiden-jokowi-prihatin-9-juta-masyarakat-percaya-fitnah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar