Sabtu, 01 Desember 2018

Reuni 212 Kedok Kampanye Menggunakan Isu Agama dan Politik Identitas

Reuni Akbar 212 yang akan di gelar di Monas, Jakarta Pusat pada Minggu, 2 Desember 2018 adalah taktik pembodohan dan permainan politik yang bergerak dengan dalih agama. Kegiatan tersebut bahkan didukung oleh eks-HTI yakni ormas radikal yang sudah dibubarkan oleh Pemerintah.
Kelompok ini mengambil bagian dengan mengangkat isu, bahwa umat Islam di dzalimi oleh rezim saat ini. Padahal Reuni 212 merupakan panggung bagi ormas radikal pendukung khilafah untuk memainkan kembali isu bendera Tauhid.
Ketua MUI Jabar Rahmat Syafei mengatakan, bahwa Reuni 212 sudah tidak murni lagi sebagai kegiatan Agama. Pasalnya, gerakan tersebut sudah menjadi gerakan politik.
“Kegiatan atau reuni yang akan dilaksanakan itu sudah tidak lagi murni sebagai kegiatan agama, melainkan sudah menjadi suatu gerakan politik,” jelas Rahmat, Rabu (28/11/2018).
Selain itu, kegiatan Reuni 212 ini tak lebih dari sebuah kampanye terselubung untuk mendukung salah satu capres. Selain dana yang terkumpul salah satunya berasal dari purnawirawan Jenderal dengan presentase 40 % kampanye (PS-SU) dan 60% kegiatan 212.
Artinya, secara tidak langsung kegiatan Reuni ini adalah kedok kampanye yang bergerak menggunakan isu agama dan memainkan politik identitas. Apalagi momentumnya di tahun politik menjelang pemilihan presiden dan Pileg serentak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar