Jumat, 01 Februari 2019

Survei LSI Sebut Prabowo Kalah Telak untuk Program Kerja

Fakta dan Opini Indonesia – LSI Denny JA mengeluarkan survei terbaru terkait penilaian pemenang debat perdana capres-cawapres 2019. LSI menyebut secara umum responden menilai Jokowi-Ma’ruf menang atas Prabowo-Sandi pada debat capres-cawapres pertama yang digelar pada 17 Januari 2019.
Peneliti LSI Adjie Alfaraby mengatakan, dari seluruh responden, sebanyak 50,6 persen menyatakan menonton debat pertama, sedangkan 46,7 persen menyatakan tidak menyaksikan acara debat tersebut. Kemudian ia membagi lagi dari 50,6 persen yang menonton, sebanyak 29,6 persen menonton secara utuh debat itu, sedangkan 69,9 persen hanya menonton sebagian.
Selain survei, LSI Denny JA melakukan riset kualitas dengan metode FGD, analisis media, dan in depth interview untuk memperkaya analisis survei. Survei ini dibiayai sendiri oleh LSI Denny JA.
Dari 6 dimensi penilaian debat perdana, Prabowo kalah pada 5 dimensi. Salah satu kekalahan yang paling telak adalah pada dimensi Program Kerja.
Hal tersebut mengingatkan kepada ucapan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily, yang mengatakan bahwa visi-misi Prabowo-Sandi seperti tong kosong.
“Kami melihat visi dan misi Prabowo-Sandi yang diserahkan ke KPU seperti tong kosong,” jelas Ace dalam siaran persnya, Selasa (8/1/2019).
Kenyataan tak pernah bisa didustakan, dan sejarah tak akan pernah bisa dibohongi.
Presiden kelima Megawati Soekarnoputri pernah mengatakan, bahwa tidak ada adu program dari Prabowo yang didengungkan. Juga Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menuntut adanya program kerja Prabowo-Sandi untuk lima tahun ke depan.
Pernyataan Megawati dan SBY itu disambut oleh Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf, Raja Juli Antoni yang mengatakan Prabowo-Sandi melakukan retorika yang tidak ada isinya.
“Bila Pak Prabowo mau mendengar kritik dua mantan presiden kita itu, maka perhelatan demokrasi kita akan menarik, di mana program dan rencana kerja didiskusikan. Tidak hanya retorika manipulatif yang menakut-nakuti rakyat,” kata Toni, Jumat (16/11/2018).
Sementara tanggapan yang dberikan kubu Prabowo justru lebih buruk lagi. Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan selama ini program paslon nomor urut 02 sudah ada, tetapi tidak terekspos. Dia merasa Megawati kurang mencari tahu tentang hal tersebut.
Apa yang dijanjikan Prabowo-Sandi sangat jomplang. Program aksi yang dijanjikan hanya 12. Tidak ada sama sekali program aksi yang terkait soal penataan regulasi. Visi misi Prabowo-Sandi dipenuhi dengan jargon yang banyak justru paradoks dengan posisi politik dan aksi kelompok pendukungnya.
Bisa dikatakan bahwa Visi misi Prabowo juga seperti jaman orde baru yang tak memiliki ukuran target yang jelas agar rakyat bisa dikamuflase melalui misi yang ditawarkan dan tak berukuran.
visi misi Prabowo terlalu umum dan terkesan klise, sehingga orang tak akan mengetahui apa yang sebenarnya menjadi fokus dari program kerja paslon tersebut. Hal ini diperparah dengan tak terukurnya setiap program kerja yang ditawarkan.
Setidaknya kini mata masyarakat semakin terbuka lebar, dan rakyat semakin cerdas. Sebab memilih presiden tidak bisa lagi coba-coba seperti pada capres 02, yang bahkan program kerjanya tidak jelas. Tak seperti Jokowi yang telah terbukti memiliki program kerja yang jauh lebih jelas, lebih unggul serta lebih terukur bila dibandingkan capres 02 Prabowo Subianto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar