Senin, 09 September 2019

Masyarakat Papua Ingin Tetap Menjadi Bagian dari NKRI


Kelompok separatis di Papua tak henti-hentinya berulah, dan ingin mengacaukan persatuan yang sejak lama tertanam disetiap diri warga Papua.
Meski beberapa pekan lalu bumi Cendrawasi digoncang isu rasialis namun sebagian besar masyarakat Papua secara sadar mengatakan bahwa dirinya adalah orang Indonesia dan tetap menginginkan agar Papua tidak terpisah dari NKRI.
Keberadaan Papua dalam bingkai NKRI telah melalui proses referendum yang dikenal dengan PEPERA dimana hasilnya telah disahkan melalui resolusi PBB No 2504 yang dikeluarkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 19 November 1969.
Jika sosok tokoh separatis seperti Benny Wenda mengatakan bahwa Papua kini hidup dalam kesengsaraan dibawah pemerintah Indonesia, tentu akan muncul tanda tanya besar juga, apakah jika Papua terpisah dari NKRI, lalu Papua akan menjadi lebih sejahtera?
Benny Wenda mungkin tidak sadar atau mungkin dia tidak mengiktuiti perkembangan dan kemajuan di Tanah Papua. Bahwa ada kebijakan pemerintah yang telah menyeragamkan harga bahan bakar minyak dari sabang sampai merauke dan pembangunan infrastruktur.
Terlebih lagi pada masa pemerintahan Presiden Jokowi, survey menunjukkan kepuasan warga Papua mencapai 90 persen. Artinya Warga Papua sendiri mengaku puas dengan program-program yang dijalankan pemerintahan Jokowi di Tanah Papua, sehingga tidak ada alasan bagi Papua untuk mengatakan referendum.
Salah satu warga Papua, Otis Rio miris melihat warga di Papua ditipu oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dengan sengaja membuat kerusuhan dan memanfaatkan isu rasisme. Ia pun menyayangkan kerusuhan di Papua dan Papua Barat akibat provokasi dan hoaks yang dilakukan oknum dan organisasi yang berafiliasi dengan pihak asing, bahkan media luar negeri menyebarkan berita hoaks.
Otis menyebut Papua sudah menjadi bagian sah dari NKRI dan diakui hukum internasional. Untuk ia menegaskan bahwa provokator dan LSM yang pro referendum tidak boleh diberikan celah di bumi Indonesia.
Otis pun mengakui bahwa orang asli Papua tetap memiliki kesetiaaan terhadap NKRI dan tidak ada yang merasa terjajah.
“Kita semua satu Indonesia, bahkan orang asli Papua tetap menginginkan bendera merah putih tetap berkibar di daerahnya tanpa ada rasa cemas akan adanya pemberontakan dari kelompok separatis.”
Sebelumnya sejumlah warga kota madiun dan Papua menggelar deklarasi di hadapan walikota dan Formkompimda Kota Madiun.
Perwakilan warga Sorong, Papua Barat yang juga prajurit Batalyon Yonif para Raider 501 Bajrayudha Madiun, Agus Fattari mengatakan, deklarasi tersebut dilakukan sebagai bentuk rasa kebanggaannya atas kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia.
Deklarasi tersebut tentu patut mendapatkan dukungan untuk menambah semangat persatuan dan kesatuan di bumi Pertiwi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar