Sabtu, 12 Oktober 2019

Koalisi BEM DKI Jakarta Sayangkan Narasi Turunkan Jokowi di Aksi Mahasiswa

Koalisi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) DKI Jakarta sangat menyesalkan narasi inkonstitusional menurunkan Presiden Joko Widodo dan pengagalan rencana pelantikan presiden dan wakil presiden yang terdapat dalam aksi mahasiswa beberapa waktu lalu.
Presiden Mahasiswa Universitas Islam Attahiriyah (Presma Uniat), Abdurrahman mengatakan, gerakan mahasiswa murni tidak ada inisiasi untuk menggulingkan kekuasaan atau bahkan menunda pelantikan Presiden.
“Kami mengkritisi kebijakan atau revisi-revisi undang-undang yang kontroversial dengan masyarakat, yaitu tidak ada inisiasi mahasiswa menolak pelantikan presiden,” kata Abdurrahman di Aula Universitas Islam Jakarta (UID), Jakarta, Kamis (10/10).
Gelombang gerakan mahasiswa belakangan mencuat ke permukaan. Hal itu menyusul disahkannya RUU KPK serta sejumlah RUU kontroversial, seperti RUU KUHP, RUU Perkoperasian, RUU Pemasyarakatan, RUU Minerba, dan RUU Pertanahan.
Kendati demikian, adanya narasi turunkan Jokowi menunjukkan ada penumpang gelap dalam aksi mahasiswa. Penumpang gelap ini memanfaatkan situasi dan menunggangi aksi mahasiswa untuk menjatuhkan Jokowi dan mendiskreditkan Pemerintah.
Seharusnya sebagai mahasiswa bisa lebih bijak menanggai sebuah isu. Caranya melalui dialogis dan tatap muka dalam menyampaikan argumentasi serta alasan dalam menyikapi persoalan bukan sebalikny melakukan unjuk rasa yang hanya membuat kerugian semua pihak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar