Sabtu, 26 September 2020

Denny JA Membedah 3 Skenario Gerakan KAMI, Begini Analisisnya

 

Jakarta - Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI resmi dideklarasikan di Tugu Proklamasi, Jakarta, kemarin. Denny Januar Ali memprediksi 3 skenario dari gerakan KAMI.

Denny JA berbicara soal skenario politik ini karena menurutnya politik praktis itu tak terduga, didesain untuk pintu A, tapi bisa berakhir di pintu B.

"Politik praktis itu seperti bola biliar. Ketika bola putih dipukul kencang, bola yang masuk ke lubang, bisa bola apa saja, mulai dari bola 1 hingga bola 15. Maka, terhidanglah tiga skenario," kata Denny JA dalam keterangannya

Denny JA berbicara soal masalah ekonomi saat ini karena pandemi COVID-19. Denny JA bicara tentang kemungkinan kejadian tahun 1998 terulang saat ini. Namun, dia menegaskan hal itu tak bakal terwujud.

"Skenario pertama: KAMI membawa pemerintahan Jokowi jatuh sebelum berakhirnya jabatan di tahun 2024. Tapi masih ada dua variabel yang belum hadir sebagai konteks gerakan ini. Sebelum dua variabel tambahan hadir, KAMI tak cukup kuat untuk menjatuhkan Presiden Jokowi di tengah jalan," kata Denny JA.

Dua variabel yang dimaksud Denny JA adalah lahirnya gerakan politik alternatif serta masalah ekonomi dan ini tidak cukup untuk merontokkan Jokowi.

Lanjut ke skenario kedua gerakan KAMI, Denny JA menilai KAMI bisa jadi tidak menjatuhkan Jokowi tapi malah melahirkan sosok capres untuk pemilu selanjutnya. KAMI dinilai bisa jadi king maker Pilpres 2024.

"Skenario kedua, gerakan ini akan membesar, tidak menjatuhkan Jokowi, namun mereka segera menemukan capres 2024 yang populer. KAMI berujung menjadi king maker terpilihnya dan beralihnya kepemimpinan nasional, lewat pemilu, dari koalisi partai saat ini, menuju koalisi partai oposisi plus KAMI," kata Denny JA.

Skenario king maker pilpres disebut Denny JA hanya terbuka jika KAMI mampu solid hingga 2024. Mampukah KAMI bertahan solid, bahkan membesar, hingga 4 tahun lagi, 2024?

"Kekuatan KAMI juga menjadi kekurangannya. Beragamnya tokoh di dalam KAMI itu bagus sebagai forum. Namun ketika gerakan ini harus fokus hanya pada satu capres dan cawapres saja, perpecahan internal mungkin terjadi. Ditambah lagi satu perkara. Bisakah KAMI akhirnya mengalah mendukung capres 2024 yang potensi menangnya lebih besar, yang capres itu mungkin saat ini tak ikut barisan KAMI?" sebut Denny JA.

"Amien Rais di tahun '98, berhasil memimpin gerakan yang menjatuhkan Soeharto. Tapi Amien Rais tak pernah sukses terpilih sebagai Presiden RI, setelah itu. Ini skenario kedua: KAMI menjadi civil society yang ikut melahirkan the next Presiden Indonesia tahun 2024. Namun ini hanya terjadi jika KAMI mendukung capres yang saat itu paling populer," jelas dia.

Skenario terakhir, KAMI disebut Denny JA tak bakal jadi sesuatu. KAMI disebut bisa saja hanya menjadi penghias demokrasi negeri ini.

"Skenario ketiga, KAMI akan hadir sebagai bunga demokrasi belaka. Ia justru menjadi pemanis pemerintahan saat ini. Bahwa dalam pemerintahan Jokowi, toh hadir dan dibiarkan gerakan oposisi. Tentu sejauh tak ada hukum nasional yang dilanggar," sebut Denny JA.

"Dalam skenario ketiga, KAMI tak menjatuhkan Jokowi sebelum tahun 2024. KAMI juga tak berujung mendukung capres yang akan menang di tahun 2024. KAMI hadir sebagai gerakan moral belaka," imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar