Senin, 21 September 2020

Mewaspadai KAMI Sebagai Gerakan Makar

 

KAMI bersikeras bahwa organisasi ini bukan bertujuan politis. Namun masyarakat sudah cerdas dan mampu mengenali modus mereka yang terus menjelekkan pemerintah. Bahkan ada indikasi makar dalam koalisi yang dideklarasikan tanggal 18 agustus kemarin. Karena mereka menuntut agar presiden dilengserkan.

Ketika KAMI mengadakan deklarasi di Tugu Proklamasi pertengahan agustus lalu, masyarakat heran, mengapa para tokoh senior bersatu dengan rukun? Namun semua stigma positif buyar ketika mereka membacakan 10 tuntutan KAMI kepada pemerintah. Karena Indonesia tak bisa diselamatkan jika orang-orangnya hanya saling menyalahkan.

Masyarakat makin lelah dengan ocehan para anggota KAMI yang makin tidak jelas dan hanya bisa berpidato hate speech namun kosong makna. Mengapa mereka sebegitu bencinya terhadap pemerintah, terutama Presiden Joko Widodo? Dugaan pertama, mereka merasa keki karena idolanya kalah 2 kali berturut-turut. Yakni di pilpres 2014 dan 2019.

Dugaan kedua, KAMI berambisi agar salah satu anggotanya jadi presiden di pilpres 2024 mendatang. Jadi mereka makin menjelek-jelekkan pemerintah karena ada ketakutan akan ada perubahan peraturan mengenai masa jabatan presiden. Karena Jokowi sudah 2 kali menjabat. Padahal tidak mungkin beliau mengubah aturan tentang masa jabatan, karena sudah terikat Undang-Undang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar