Minggu, 05 September 2021

Vaksinasi pada Peserta Didik untuk Persiapan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas

Webinar Vaksinasi Pada Peserta Didik Salah satu upaya pemerintah mengurangi learning loss pada peserta didik akibat pandemi Covid-19 adalah dengan melakukan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Tentu saja pelaksanaaan PTMT dilakukan berdasarkan SKB 4 menteri dan memenuhi daftar periksa. PTMT boleh dilakukan bagi daerah zona aman pemaparan Covid-19 serta guru sudah melakukan vaksinasi.

Pemerintah sangat fokus dengan ini. Apalagi saat penyebaran virus Covid-19 semakin massif dan mudah menyerang anak-anak. Hak anak tetap harus diberikan. Namun tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan anak. Oleh karena itu, pemberian vaksin tidak hanya diberlakukan untuk tenaga pengajar, namun juga harus diberikan bagi peserta didik.

“Guru yang sudah vaksinasi 1 ada sekitar 2,23 juta dari 5,6 juta. Kemudian yang sudah divaksin 2 ada 1,75 juta. Jadi masih cukup banyak guru-guru kita yang belum mendapatkan kesempatan vaksinasi. Sementara itu, peserta didik atau remaja yang sudah divaksin tahap 1 menurut data 4 Agustus 2021, sebanyak 1,09 juta . Jumlahnya baru 4% dari sasaran kita. Kemudian yang mendapatkan vaksin tahap 2 dari remaja ada 57.000 orang atau 0,2%,” tutur Direktur Jenderal PAUD, Dikdasmen Jumeri S.TP. M.Si., saat membuka acara webinar bersama Direktorat Sekolah Dasar yang bertajuk ‘Vaksinasi pada Peserta didik untuk Persiapan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT)’, Sabtu, 7 Agustus 2021.

Dirjen PAUD, Dikdasmen bersama Direktorat Sekolah Dasar akhirnya menyelenggarakan webinar terkait vaksinasi pada peserta didik untuk membangun kesadaran bersama akan pentingnya vaksinasi bagi tenaga pendidik dan peserta didik. Dari sisi keilmuan, banyak ahli menyebeut apabila 70% dari populasi di sebuah wilayah sudah diberikan vaksinasi maka penularan Covid-19 pun akan rendah.

“Kepada bapak, ibu guru, kepala sekolah, mari menjadi duta vaksinasi yang memberi edukasi. Guru dan kepala sekolah harus memberikan motivasi kepada masyarakat,” kata Jumeri.

Direktur Sekolah Dasar Dra. Sri Wahyuningsih. M.Pd., turut menambahkan, menurut data hingga 26 Juli 2021, total kasus konfirmasi terpapar Covid-19 untuk usia anak 0 sampai 18 tahun tercatat 399.642 kasus anak. Angkanya setara dengan 12,5% dari total kasus masyarakat Indonesia yang terpapar Covid-19.

Sebanyak 81,2% atau setara dengan 328 ribu anak dinyatakan sembuh, sementara sampai dengan data akhir Juli 2021 sebanyak 17,6% anak-anak masih dalam penyembuhan.

“Sebanyak 0,2% atau setara dengan 788 anak harus meninggal dunia karena paparan Covid-19. Terkait hal ini, pemerintah telah berupaya semaksimal mungkin dalam menetapkan prioritas kesehatan. Dan prioritas utama terlebih dahulu untuk anak-anak kita sebagai tunas-tunas bangsa,” kata Sri Wahyuningsih.

Sri Wahyuningsih juga mengajak satuan pendidikan, khususnya guru dan kepala sekolah serta pihak yang terlibat, bersama-sama mendukung program vaksinasi demi keselamatan peserta didik, terutama dalam menyiapkan kegiatan PTMT.

“Pembelajaran tatap muka terbatas awal tahun ajaran 2021/2022 merupakan awal pembelajaran tatap muka yang harus diterapkan. Sudah lebih dari 1 tahun anak-anak kita melaksanakan belajar dari rumah. Banyak dampak negative, terutama terhadap perubahan perilaku yang berujung terjadinya learning loss. Vaksinasi ini untuk menjaga imun putra-putri didik kita agar dapat melaksanakan PTMT,” ujar Sri.

Sementara itu, Dr. Siti Nadia Tarmizi, M., Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik mengungkapkan, vaksinasi bukanlah sesuatu yang baru untuk mengatasi penyakit. Pada 1721, vaksin sudah pernah dilakukan untuk cacar. Lalu kenapa harus melakukan vaksinasi Covid-19? Setidaknya masyarakat tahu bahwa sejak imunisasi cacar, Indonesia bebas dari cacar. Hal ini pun diharapkan berlaku juga pada Covid-19.

Oleh karena itu, vaksinasi harus dilakukan sesegera mungkin untuk mengurangi paparan virus. Termasuk melakukan vaksinasi pada warga sekolah.

“Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan hingga pemda pada level kabupaten kota harus memperkuat koordinasi lagi untuk segera menyegerakan vaksinasi di satuan pendidikan,” paparnya.

Saat ini, vaksinasi Covid-19 baru diberlakukan bagi usia remaja, karena dari aspek uji klinis keamanannya orang-orang risiko penularan Covid 19 tertinggi itu adalah pada usia di atas 18 sampai umur 59 tahun. Artinya pada usia produktif.

“Nah, untuk itulah vaksin ini harus dikembangkan dulu agar bisa digunakan semua usia.  Nanti jika sudah ada data lengkap, kita akan memutuskan vaksinasi untuk anak-anak,” imbuhnya.

Dia menegaskan, vaksinasi ini adalah salah satu upaya untuk mendapatkan kekebalan imun tubuh. Selain itu, vaksin ini adalah salah satu alat latihan untuk sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh dapat menerima sebuah penyakit, dalam hal ini virus Covid-19.

“Jika sudah divaksin, virus yang masuk ke tubuh itu pada jumlah yang tidak membuat kita sakit. Artinya tubuh kita cukup bisa menstimulus sehingga akan membentuk kekebalan jangka panjang,” kata dia.

Di sisi lain, Prof. DR.dr. Soedjatmiko, SpA(K), M.Si., Pakar Imunisasi Anak menambahkan, vaksinasi dapat diberikan kepada anak yaitu melalui imunisasi. Imunisasi ini, ujarnya, sama dengan vaksin. namun Nmunisasi yang khusus Covid baru bisa diberikan untuk anak usia 12 tahun sampai 18 tahun.

Sedangkan bagi anak kelas 1 sampai kelas 6 SD usia 11 tahun bisa mendapatkan imunisasi BIAS di antaranya imunisasi campak rubella 3, DT dan HPV 1 dan 2.

“Nah, kalau untuk kelas 1 itu adalah imunisasi campak rubella 3 dan DT. Untuk anak kelas 2 itu imunisasi TD, untuk kelas 5 SD itu imunisasi TD dan HPV 1 yaitu pencegahan kanker servik untuk anak perempuan dan ini diberikan hanya di beberapa provinsi,  dan untuk kelas 6 adalah imunisasi HPV 2 diberikan di beberapa provinsi juga,” papar Soedjatmiko.

Sedangkan vaksinasi Covid-19 yang diberikan kepada anak umur 12 sampai 18 tahun hingga lansia itu adalah vaksin sinovac.

“Vaksin Senovac ini sudah ada uji kliniknya di Cina. Ini juga sudah diakui Majelis Ulama Indonesia. Vaksinnya suci dan halal. Jadi untuk menyiapkan PTMT, selain gurunya yang harus divaksinasi, dipastikan juga peserta didiknya sudah di-imunisasi dan vaksinasi,” pungkasnya. (*)

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar