Selasa, 29 Mei 2018

Ketika Menteri Agama Buka Puasa di Tengah Perayaan Waisak di Candi Borobudur

Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin ketika ditemui di Kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Selasa (22/5/2018).(KOMPAS.com/ MOH NADLIR)

MAGELANG, KOMPAS.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin merasa bersyukur bisa menghadiri peringatan Tri Suci Waisak 2562 BE/2018 di pelataran Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, meskipun sedang menjalani ibadah puasa Ramadhan. 
Lukman bahkan berkesempatan berbuka puasa di tengah-tengah ribuan umat Buddha yang hadir pada upacara tersebut, Selasa (29/5/2018). 
Meski baru berbuka hanya dengan seteguk air mineral, baginya momen ini membahagiakan yang pertama kali dirasakan. "Saya bersyukur, merayakan dengan umat Buddha. Cuaca juga bagus, mudah-mudahan tanda kita semua ikut berbahagia," tutur Lukman, Selasa malam. 
Usai membatalkan puasa, Lukman dan sejumlah pejabat diberi kesempatan pertama oleh panitia menerbangkan lampion sebagai tanda detik-detik Waisak telah dimulai. Lukman mengatakan umat Buddha sedang merayakan tiga momentum yang sangat penting, yakni kelahiran seorang Maha Bodhisatwa, Sang Sidharta mencapai pencerahan sempurna dan Sang Buddha wafat dan mencapai nirwana. 
Pada kesempatan yang baik ini, Lukman menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh umat Buddha yang telah terus menerus mengembangkan kehidupan keagamaan di Indonesia. 
"Saya menyadari para pemuka agama Buddha, lembaga pendidikan di bawah naungan Walubi dan majelis lainnya terus memberikan pencerahan kepada umatnya, sehingga kualitas bangsa Indonesia semakin membaik," katanya. 
Peringatan Tri Suci Waisak 2562 BE/2018 diikuti oleh ribuan umat dari berbagai daerah dan negara di pelataran candi Borobudur. Seusai dharmasanti (seremonial) peringatan Waisak oleh Menteri Agama, mereka melakukan puja bakti atau doa bersama dipimpin oleh pemuka agama Buddha. 
Sebelumnya mereka telah melakukan prosesi penyemayaman api dharma dan air berkah di Candi Mendut, lalu kirab Waisak dari Candi Mendut ke Candi Borobudur, di akhiri ritual pradaksina mengelilingi Candi Borobudur dan pelepasan ribuan lampion ke udara sebagai simbol doa dan pengharapan.

Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar