Jumat, 27 Juli 2018

Tekan Impor Dan Perkuat Rupiah, Jokowi Kaji Kembali Sejumlah Proyek Infrastruktur


Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah berupaya untuk mengkaji penundaan sejumlah proyek infrastruktur yang besar dan tidak mendesak untuk mengurangi impor serta meningkatkan ekspor. Hal tersebut disampaikan Staf Khusus Presiden Jokowi Bidang Ekonomi, Ahmad Erani Yustika.

“Proyek infrastruktur yang besar-besar dan tidak mendesak dikaji ditunda untuk mengerem impor,” ujar Erani.

Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan neraca dagang RI hingga surplus mencapai US$ 4 miliar di akhir tahun 2018 dan nilai tukar rupiah bisa kembali menguat terhadap dolar AS.

“Nanti akan ada caranya bagaimana supaya ekspor bisa lebih tinggi di beberapa sektor industri. Selain itu, nanti kita coba kurangi impor untuk proyek-proyek yang bisa di-hold sementara,” katanya.

Impor Indonesia tinggi antara lain karena beberapa bahan baku proyek yang tidak ada di dalam negeri,  sehingga harus impor dari berbagai negara salah satunya China. Belum lagi proyek infrastruktur kelistrikan yang bahan bakunya, terutama teknologinya, masih harus beli dari luar negeri.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa saat ini pemerintah masih melakukan peninjauan atas proyek yang bisa ditunda agar mengurangi beban impor dalam neraca perdagangan.

“Kami lagi evaluasi semua, yang menggunakan bahan impor banyak kami kurangi (tunda). [PSN] bisa aja kalau dia banyak menggunakan barang impor,” ungkap Luhut di kantornya pada Kamis (26/7).

Selain membutuhkan impor barang modal dalam jumlah besar, Luhut menyebut kriteria penundaan juga mencakup apakah proyek tersebut mendesak untuk dibangun atau tidak.

Langkah tersebut menggambarkan bahwa Presiden Joko Widodo menerapkan perencanaan dan pengelolaan ekonomi yang cermat demi stabilitas ekonomi bangsa. (RN/MCF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar