Sabtu, 15 September 2018

Ingin Rakyat Sejahtera, Jokowi Tegaskan Pemerintah Terus Bekerja


Presiden Jokowi menegaskan, pemerintah tidak berhenti bekerja. Pemerintah ingin rakyat Indonesia harus sejahtera. Karena itu, pendidikan adalah tangga penting bagi manusia Indonesia untuk meraih kesejahteraan yang lebih baik. Hal itu dikatakan Jokowi dalam Pidato Kenegaraan di depan Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2018 di Gedung Nusantara, Jakarta.

Presiden menjelaskan, dalam empat tahun ini, pemerintah fokus untuk memperkuat pendidikan serta pelatihan vokasional. Hal ini untuk melahirkan sumber daya manusia terampil, yang siap memasuki dunia kerja.
Selain itu, Pemerintah terus mendorong pendidikan tinggi untuk melakukan terobosan-terobosan. Sehingga lulusan perguruan tinggi bisa lebih adaptif di era revolusi industri 4.0, serta mampu menumbuhkan lebih banyak lagi wirausahawan-wirausahawan muda yang kreatif dan inovatif.
Diakui Presiden Jokowi, tumbuh cepatnya generasi produktif mengharuskan pemerintah bekerja lebih keras lagi untuk menciptakan dan membuka lapangan kerja baru melalui peningkatan daya saing investasi dan ekspor.
Ia menyebutkan dalam empat tahun terakhir, pemerintah melakukan perombakan besar-besaran terhadap iklim kemudahan berusaha di negara kita. Tujuan utamanya adalah membuat perekonomian kita bisa lebih produktif dan kompetitif, sambil terus meningkatkan kemandirian bangsa, sehingga bisa memberikan nilai tambah, terutama pembukaan lapangan kerja baru dan menyerap pengangguran.
“Alhamdulillah, dengan kerja Bersama, tingkat pengangguran terbuka semakin menurun dari 5,70 persen menjadi 5,13 persen,” ungkap Presiden Jokowi.
Untuk mencapai kesejahteraan, Presiden menegaskan, pemerintah tidak hanya memperhatikan usaha yang besar-besar saja. Pemerintah juga fokus pada UMKM dan 40 persen lapisan masyarakat terbawah.
Sementara untuk mendorong perkembangan usaha UMKM, Pemerintah menurunkan tarif pajak final UMKM menjadi 0,5 persen, serta penajaman KUR yang bisa dinikmati 12,3 juta UMKM.
Jaminan Perlindungan Sosial
Selain itu, untuk memberikan jaminan perlindungan sosial, Pemerintah menyalurkan Program Keluarga Harapan kepada 10 juta keluarga penerima manfaat. Serta mereformasi sistem bantuan pangan agar lebih tepat sasaran menjadi program bantuan non-tunai, yang cakupannya akan ditingkatkan menjadi 15,6 juta penerima manfaat pada tahun 2019.
“Dengan kerja nyata, rasio gini sebagai indikator ketimpangan pendapatan terus kita turunkan, yang saat ini berhasil kita turunkan dari 0,406 menjadi 0,389,” ungkap Presiden Jokowi.
Sebagai bangsa yang besar, dengan modal sosial yang kuat, Presiden Jokowi meyakini, pemerintah akan mampu menghadapi semua tantangan, seberat apapun.
“Dari Ranah Minang, kita bersama-sama belajar: ‘Barek samo dipikua, ringan samo dijinjiang’. Berat sama-sama kita pikul, ringan sama-sama kita jinjing. Dari Tartar Pasundan, kita bersama-sama belajar: ‘Sacangreud pageuh, sagolek pangkek’. Kita harus bekerja bersama, dengan komitmen dan konsistensi. Dari Bumi Anging Mamiri, kita bersama-sama belajar: ‘Reso temma-ngingi, nama-lomo, nale-tei, pammase dewata’. Kita harus kerja keras bersama, ikhlas, dan berdo’a agar tujuan kita tercapai. Dari Bumi Gora, kita bersama-sama belajar: ‘Bareng bejukung, bareng bebose’. Kita kerja bersama, kita nikmati bersama-sama jerih payah kita. Dari Banua Banjar kita bersama-sama belajar: ‘Waja sampai kaputing’. Kita kerja bersama dengan penuh semangat, tidak patah di tengah jalan, tidak pernah menyerah,” kata Presiden Jokowi mengakhiri pidatonya.




Sumber : http://stopfitnah.com/ingin-rakyat-sejahtera-jokowi-tegaskan-pemerintah-terus-bekerja/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar