Minggu, 28 Oktober 2018

Guntur Romli Tantang Riziek Shihab Kibarkan Bendera HTI di Mekkah

Bidikdata –  Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli menyampaikan tantangannya kepada Habib Rizieq Shihab yang kini berada di Arab Saudi. Pegiat media sosial yang juga pemikir muda Nahdatul Ulama (NU) itu menguji keberanian Habib Rizieq untuk mengibarkan bendera bertuliskan tauhid khas Hizbut Tahrir di Arab Saudi.
Guntur mengatakan, sebelumnya Habib Rizieq menyerukan kepada seluruh anggota Front Pembela Islam (FPI) di seluruh Indonesia agar memasang bendera bertuliskan kalimat tauhid itu di markas masing-masing. Putra kian kondang di Situbondo, Jawa Timur itu mengatakan, hendaknya Habib Rizieq yang kini berada di Arab Saudi berani mengawalinya dengan memasang bendera bertuliskan kalimat tauhid yang selama ini dipakai sebagai panji Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tersebut.
“Ingin saya katakan, ibda binafsik, mulailah dari dirimu,” ujar Guntur melalui akun @GunRomli di Twitter, Kamis (25/10).
Jika Habib Rizieq memang pemberani, kata Guntur, maka imam besar FPI itu pasti berani memasang bendera hitam dan putih bertuliskan kalimat tauhid di depan tempat tinggalnya di Mekah. Bahkan, bila Habib Rizieq memang pemberani, hendaknya juga membawa bendera itu untuk berjalan-jalan di Mekah ataupun Masjidilharam.
Saya ingin melihat bagaimana respons aparat keamanan Arab Saudi melihat aksi antum (Habib rizieq, red) membawa dua bendera HTI itu. Saya tahu, aparat keamanan Saudi melarang bendera HTI dikibarkan di tanah mereka,” kata Guntur.
Anggota Tim Kampanye Nasional Joko Widodo – KH Ma’ruf Amin itu mengatakan, Allah membenci orang yang hanya berkata tanpa berbuat. “Antum laksanakan itu,” kata Guntur
Pihak Polisi akhirnya telah menilai siapa pihak yang bersalah atas insiden pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid dan oleh polisi dinyatakan sebagai bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Pascagelar perkara alat bukti, polisi memutuskan bahwa pembawa bendera yang menjadi pemicu atas insiden pada peringatan Hari Santri Nasional (HSN) pada 22 Oktober 2018 di Kabupaten Garut itu.
“Laki-laki penyusup inilah sebenarnya orang yang sengaja ingin mengganggu kegiatan HSN yang resmi dan bertujuan positif,” kata Karopenmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada Republika.co.id, Kamis (25/10).
Dedi menerangkan, acara HSN dilakukan di Alun-Alun Limbangan Kabupaten Garut pada Senin (22/10) lalu. Acara tersebut juga secara resmi telah mendapat izin dari instansi kepolisian.
Banser telah menegaskan sebelumnya, bahwa seluruh peserta acara dilarang membawa atribut atau bendera selain bendera merah putih. Karena, mereka berkomitmen HSN digelar untuk tujuan meningkatkan ukhuwah Islamiyah, sikap Nasionalisme, dan komitmen pada NKRI dan Pancasila.
“Dalam pelaksanaan upacara, pesan-pesan yang disampaikan juga sesuai tujuan peringatan, meningkatkan ukhuwah lslamiyah, sikap nasionalisme, komitmen pada NKRI dan tidak ada pesan yang bersifat negatif ataupun provokatif,” jelas Dedi.
Di tengah kegiatan upacara itulah ungkap Dedi, ada seorang laki-laki memakai kopiah dan sarung serta membawa ransel yang tiba-tiba mengeluarkan bendera. Laki-laki tersebut kemudian mengibarkan bendera yang diduga milik HTI tersebut di tengah-tengah acara HSN.
Secara spontan lanjut Dedi, anggota Banser langsung menggiring laki-laki tersebut untuk keluar dari area upacara. Banser pun segera melakukan introgasi terhadap laki-laki tidak dikenal tersebut.
“Hasil interogasi, laki-laki tersebut tidak membawa KTP, hanya mengaku dari Cibatu Garut kemudian diminta meninggalkan lokasi,” kata Dedi.
Setelah laki-laki tak dikenal itu meninggalkan alun-alun, anggota Banser secara spontan langsung membakar bendera tersebut. Dengan pertimbangan bahwa bendera tersebut adalah bendera milik organisasi HTI serta agar tidak dapat digunakan kembali.
“Dari kontraksi peristiwa tersebut maka konstruksi hukumnya bahwa tindakan pembakaran tersebut adalah tindakan spontan sebagai respon terhadap tindakan seorang laki-laki yang mengibarkan bendera HTI ditengah upacara HSN,” terang dia.
Dedi melanjutkan, seandainya tidak ada laki-laki penyusup pembawa bendera maka peristiwa pembakaran tidak pernah terjadi. Sehingga kesimpulan sementara polisi, penyusup inilah yang menjadi pemicu insiden tersebut.
Menurut Dedi, banyak fakta yang menunjukkan bahwa bendera dengan tulisan kalimat tauhid itu kerap digunakan HTI. Bahkan dalam beberapa dokumen penting, HTI juga menyertakan bendera itu dalam simbolnya.
“Dari dokumen yang ada sebelum HTI itu dibubarkan kita sudah mengidentifikasi. Bahwa bendera itu digunakan HTI baik dalam simbol di kantor Dewan Pusat HTI maupun di dalam setiap event kegiatannya mereka menggunakan bendera itu. Dan berbagai dokumen surat menyurat,” dia menjelaskan.
Sumber : https://bidikdata.com/guntur-romli-tantang-riziek-shihab-kibarkan-bendera-hti-di-mekkah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar