Minggu, 11 November 2018

Pemerintah Dorong Industri Penerbangan dengan Pembangunan infrastruktur


Industri penerbangan indonesia semakin hari semakin maju, di beberapa kota bahkan ada bandara yang bisa melayani penerbangan malam. Terutama pada masa puncak, seperti angkutan lebaran dan natal serta tahun baru.

Respon yang positif dari masyarakat pun terlihat dari adanya peningkatan jumlah penumpang pada 2018 yang mencapai 116.654.624 orang, terdiri atas penumpang domestik 97.831.297 orang atau meningkat 3,28%, dan penumpang internasional 12.823.327 orang atau meningkat 3,33 persen dibanding tahun 2017. Pembangunan dan pengembangan bandara yang dilakukan oleh Pemerintah dinilai berhasil.

Untuk itu, besarnya jumlah penumpang yang akan diangkut pada 2018 yakni sekitar 116.654.624 orang ini sejalan peningkatan pembangunan bandara di berbagai wilayah Indonesia.

Dunia penerbangan kita saat ini memang seperti itu. Penuh dinamika dan sangat bergairah. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso mengatakan transportasi udara saat ini sedang menjadi trend dan berperan penting bagi perkembangan perekonomian di daerah dalam menunjang perekonomian nasional, karena dapat menjangkau keterisolasian hingga ke daerah-daerah terpencil di Indonesia.

”Perkembangan perekonomian di daerah sangat penting dalam menunjang perekonomian nasional. Dengan adanya transportasi, termasuk pesawat yang lancar, maka perkembangan perekonomian daerah akan lebih merata di seluruh pelosok tanah air,” ujar Agus.

Asosiasi Transportasi Udara Internasional ( International Air Transport Association/ IATA ) Kanada pun memperkirakan Indonesia akan menjadi pasar penerbangan terbesar ke-4 di dunia pada tahun 2036, dengan total penumpang pesawat mencapai 355 juta orang. Peringkat 1 ditempati China yang menggeser Amerika Serikat (AS).

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi  sepakat dengan kemajuan yang diraih sektor perhubungan udara. Dalam pembukaan The 4th Asia-Europe Transport Minister Meeting (ASEM TMM) di Nusa Dua Bali, beberapa waktu lalu, ia menyampaikan  berdasakan data IATA bahwa Indonesia akan menjadi salah satu dari 10 pasar penerbangan dunia pada tahun 2020 dan mencapai peringkat ke-6 pada tahun 2029.

Sedangkan pada tahun 2034, diperkirakan Indonesia akan menjadi pasar dari 270 juta penumpang.
Standar keselamatan
Seiring dengan hal itu, pemerintah terus menekankan pentingnya keselamatan dalam penerbangan dengan meningkatkan kepatuhan terhadap standar penerbangan sipil internasional. Sejauh ini,  berdasarkan hasil penilaian International Civil Aviation Organization (ICAO) atau Organisasi Penerbangan Sipil Internasional  mengindikasikan bahwa Indonesia telah berhasil meningkatkan standar keselamatan penerbangan internasional.

Meski demikian, pengawasan pelaksanaan aturan keselamatan tidak pernah berhenti. Seperti pada 10 Oktober sampai dengan 18 Oktober 2017 lalu, ICAO melakukan Universal Safety Oversight Audit Programme (USOAP)/ AuditPengawasan Keselamatan Penerbangan di Indonesia.

Audit dilakukan secara langsung (on site) melalui proses ICVM (ICAO Coordinated Validation Mission), setelah dilakukan audit dokumen (offsite) pada September 2017 lalu. Penilaian itu menyangkut berbagai protocol question yang terdiri atas 8 elemen area, mulai dari legislasi, organisasi, lisensi perseorangan, pengoperasian, kelaikan terbang, navigasi, Search and Resque, dan bandara.

Hasilnya, Indonesia meraih angka yang baik. Hampir semuanya menunjukkan pertumbuhan tajam dari titik terendah di tahun 2014, kemudian meloncat tajam pada tahun 2017.

Capaian 81,15% itu diraih dengan penguasaan technical dan managerial leadership dengan cara mengajak semua stakeholder yang terlibat dalam penerbangan menyadari pentingnya keselamatan melalui pemenuhan aturan yang telah disiapkan secara konsisten.

Peringkat keselamatan penerbangan Indonesia naik menjadi posisi  55 dari posisi 151 per tahun ini berdasarkan hasil audit keselamatan ICAO . Organisasi tersebut memberi nilai 81% pada keselamatan penerbangan di Indonesia.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, hasil  tersebut berkat kerja sama pemerintah dengan semua pemangku kepentingan, mulai dari maskapai, operator bandara, operator navigasi, dan lain-lain. Hasil tersebut membuktikan kepada dunia bahwa keselamatan penerbangan Indonesia sudah sesuai dengan ketentuan yang ada.

Dunia penerbangan indonesia juga dinilai sudah mampu bersaing atas keselamatan yang jauh lebih baik diatas rata-rata. Dengan hasil tersebut , kepercayaan dari maskapai asing meningkat dan  pesawat dari  negara lain mau mendaratkan pesawatnya di bandara-bandara di Indonesia.

Dengan adanya banyak penerbangan asing ke Indonesia akan makin banyak turis mancanegara yang jalan sehingga dapat menggerakkan sektor pariwisata dan juga menggerakan ekonomi Indonesia. Dengan safety ini akan banyak menarik turis dan pengusaha yang akan menyelenggarakan bisnis di Indonesia sehingga bisnis berkembang pesat.

Contohnya, pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia yang meningkat sebanyak 23,5% atau 7.812.330 wisatawan pada semester I tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2016.

”Wisatawan mancanegara mayoritas berasal dari Rusia, Tiongkok, India, negara-negara Timur Tengah dan Eropa lainnya. Melihat perkembangan pariwisata yang tumbuh dengan sangat pesat, Indonesia berupaya meningkatkan kualitas infrastruktur penerbangan untuk menunjang lalu lintas wisatawan dari wilayah Asia dan Eropa termasuk peningkatan keamanan dan keselamatan penerbangan,” ujarnya.

Pembangunan infrastruktur
Untuk mendukung hal tersebut, Indonesia turut berperan aktif dan berkontribusi dalam memajukan pembangunan dalam sektor transportasi.
”Saat ini Indonesia memfokuskan diri pada pembangunan infrastruktur transportasi di berbagai wilayah seperti pembangunan dan pengembangan pelabuhan dan bandar udara. Usaha ini dilakukan untuk menunjang konektivitas di Indonesia yang lebih jauh akan berdampak pada kemajuan konektivitas di Asia dan Eropa,” ujar Menhub.

Sejalan dengan pencapaian itu, Menhub  bertekad agar Indonesia dapat meningkatkan rating airline oversight sehingga penerbangan Indonesia dapat terbang dan mendarat di seluruh Eropa dan kerjasama di bidang penerbangan sipil antara Indonesia dan Eropa dapat kembali terjalin dan semakin kuat.

Eksisnya sektor penerbangan nasional di kancah dunia memang tidak mudah. Namun, Indonesia punya catatan yang mengesankan selama 2017 antara lain lulus dari evaluasi FAA USA dengan peningkatan  menjadi kategori I dari sebelumnya kategori II serta telah lulus dari evaluasi ICAO dengan nilai tinggi (81%) dari persyaratan 60% pemenuhan safety.

Selain itu, sepanjang tahun 2017, sama sekali tidak ada kecelakaan pesawat yang sampai menelan korban penumpang (zero accident).  Sedangkan dari catatan, jumlah penumpang meninggal dari tahun tahun sebelumnya adalah tahun 2014 sebanyak  160 orang meninggal, tahun 2015  sebanyak  40 orang, tahun 2016 sebanyak 8 orang.  Ini merupakan bukti nyata peningkatan keselamatan penerbangan di Indonesia akhir-akhir ini.

Kondisi ini tentu akan menjadi catatan otoritas penerbangan dunia bahwa Indonesia tidak main-main dengan keselamatan. Kendati industri penerbangan di Indonesia mengalami kemajuan yang signifikan, namun upaya keselamatan tetap diutamakan dan  jangan sampai ada kecelakaan penerbangan seperti tahun-tahun sebelumnya.

Seperti diketahui, Uni Eropa melakukan larangan terbang (banned) kepada penerbangan Indonesia sejak Juli 2007 karena  menganggap sisi keselamatan dan keamanan penerbangan Indonesia kurang memenuhi syarat setelah kecelakaan beruntun pada awal 2007.



Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar