Rabu, 23 Januari 2019

Bloomberg: Rupiah di Peringkat Runner-up Setelah Mata Uang Bath

 
JAKARTA – Meski sempat terkena sentimen negatif di paruh akhir tahun 2018, rupiah berhasil mempertahankan stabilitasnya dan menjadi mata uang terbaik kedua di dunia dalam segi performa.

Ini berdasarkan data terkini mata uang dengan performa terbaik di dunia versi Bloomberg. Mata uang dari Asia Tenggara berhasil meroket lebih dari 5 persen dan menjadi yang terkuat di dunia dalam setengah tahun terakhir.

Mata uang rupiah berada di peringkat runner-up dengan pertumbuhan hampir 2 persen. Peringkat pertama dipegang baht dengan pertumbuhan melewati 5 persen.

Baht berhasil meninggi berkat cadangan devisa Thailand sebesar USD 207 miliar, surplus neraca berjalan, dan dolar yang melemah. Pada tahun ini pun baht diprediksi akan tetap kuat.

Sementara, rupiah kini kian menguat dan sempat di bawah Rp 14.000. Pada akhir tahun lalu, rupiah pernah menyentuh Rp 15.000.

Pada grafik itu, rupiah terlihat lebih kuat dari mata uang Jepang, Filipina, Kamboja, dan Korea Selatan. Sementara, mata uang Malaysia dan Turki tidak masuk 10 besar.

Beralih ke pertumbuhan ekonomi di tahun 2019 yang “muram”, menurut laporan Bank Dunia di laporan Darkening Skies, tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stabil di 5,2 persen, namun Thailan diprediksi melambat jadi 3,8 persen.

Presiden Joko Widodo meyakini pergerakan kurs rupiah akan terus menguat seiring dengan konsolidasi antarsektor yang semakin kuat dan tekanan perang dagang yang mulai mereda.

“Saya sangat berbahagia bahwa sudah satu tahun belakangan ini konsolidasi sektor fiskal, sektor moneter, dan pelaku usaha berjalan baik.
Konsolidasi seperti ini kalau terus dilakukan akan memberikan hasil yang semakin konkret,” ujarnya dalam CEO Networking 2018, Senin (3/12/2018).

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di atas ekspektasi yakni di atas 5%, inflasi akhir tahun diperkirakan mencapai 3,2%, dan defisit APBN hingga akhir tahun sekitar 1,8%.

“Defisit APBN kita 1,8 % karena pengelolaan fiskal kita yang sangat hati-hati, prudent, dan itu menambah kepercayaan internasional. Apa sih yg ingin kita bangun? Trust, kepercayaan bahwa kira mengelola fiskal secara hati-hati,” tambahnya.

Dengan pengelolaan fiskal yang ketat, maka dia meyakini investor asing sudah masuk kembali ke pasar sehingga nilai tukar kurs dollar terhadap rupiah bakal terus turun.

“Jangan kaget nanti kalau dollar AS turun terus. Tapi kita jaga ingin turunnya tidak drastis untuk ekspor produk Indonesia,” katanya.

Senin pagi (3/12/2018) nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat 37 poin atau 0,26% ke level Rp14.265 per dolar AS. Rupiah mencatat kenaikan bulanan terbaiknya sejak Oktober 2015 terhadap dolar AS.

Sejak awal November, rupiah telah menguat hingga 6,3%. Penguatan bulanan ini juga yang tertinggi dibandingkan dengan mata uang Asia lainnya, disusul rupee India yang menguat 5,84% sejak awal bulan.


http://bacafakta.com/bloomberg-rupiah-di-peringkat-runner-up-setelah-mata-uang-bath/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar