Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowo) kemarin, Kamis (24/1/2019) memanggil para pedagang beras yang tergabung dalam Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi Beras (Perpadi) ke istana. Jokowi ingin memastikan stok dan harga beras stabil di tengah musim hujan.
Usai bertemu Jokowi, Pengurus Perpadi Billy Haryanto mengatakan harga beras stabil dan cenderung turun. Lantas, bagaimana kondisi di lapangan?
detikFinance mengecek di Pasar Gondangdia, Jakarta Pusat, harga beras medium masih dipatok tinggi, yakni Rp 11.000 per kilogram (kg), padahal pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 9.450 per kg.
Salah satu pedagang beras, Hasan menjelaskan, tingginya harga beras tersebut terjadi sejak Desember 2018. Sebelumnya harga dipatok Rp 10.500 per kg.
"Harganya memang naik dari bulan 12 (Desember). Sekarang Rp 11.000 per kg, sebelumnya Rp 10.500 per kg," kata dia kepada detikFinance, Jumat (25/1/2019).
Menurut Hasan tingginya harga juga berbanding lurus dengan kualitas, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
"Harganya memang tinggi tapi kan kualitasnya juga bagus," jelasnya.
Dari harga tersebut Hasan mengaku mengambil untung antara Rp 1.000 hingga Rp 1.500 per kg. Dia menambahkan, jika mengikuti HET pemerintah maka belum bisa menutupi biaya operasional.
"Nggak ketutup kalau jual HET. Biaya anter dari Induk ke sini saja sudah Rp 300 ribu. Terus biaya sewa juga berapa. Ini ambil untungnya Rp 1.000 sampai Rp 1.500 per kg," kata Hasan.
Sementara itu, harga beras jenis premium juga ada yang dijual di atas HET, yaitu Rp 13.000/kg, lebih mahal Rp 200 dari HET Rp 12.800/kg
"Premium juga tinggi. Tapi ini mau ada penurunan Rp 100-200 per kg," tutur Hasan.
Senada, pedagang beras lainnya, Nida juga menjual beras jenis medium seharga Rp 11.000 per kg. Nida menjelaskan harga tersebut meningkat dalam 2-3 minggu terakhir.
"Sekarang jual Rp 11.000 per kg. Ini naik sejak 2-3 minggu yang lalu deh," terang Nida. (hns/hns)
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar