Jumat, 15 Februari 2019

Jokowi Geber Proyek Tol, Kubu Prabowo-Sandi Sibuk Kritik

Foto: Istimewa/Kementerian PUPR


Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggeber aneka proyek infrastruktur hingga memasuki tahun ke-5 masa jabatannya. Salah satu proyek infrastruktur yang menyedot perhatian adalah jalan tol.

Tol yang dibangun antara lain Tol Trans Jawa, Tol Trans Sumatera, Tol Manado-Bitung, Tol Balikpapan-Samarinda. Kemudian Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) dan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) layang.

Selain menuai pujian karena mampu membuat terobosan infrastruktur, proyek tol Jokowi juga dikritik kubu capres cawapres 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Dalam sebuah diskusi di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (6/2/2019), juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Suhendra Ratu Prawiranegara mengatakan berdasarkan Perpres Nomor 75 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas, ada berbagai sub-bidang infrastruktur, yang meliputi transportasi, jalan, pengelolaan air minum dan air bersih, bidang persampahan, energi, serta telekomunikasi.

"Nah ini terbagi lagi. Misalnya di bidang jalan, infrastrukturnya pembangunan jalan tol dan jalan bukan tol, jalan nasional dan lain-lainnya. Kemudian tentang transportasi, ada tentang airport, bandara, ada tentang pelabuhan dan lain-lain. Jadi infrastruktur tidak hanya jalan tol. Sementara yang selalu dibanggakan adalah jalan tol," ujar Suhendra.

Suhendra mengatakan pemerintahan Prabowo-Sandi jika terpilih nanti tidak hanya akan fokus pada pembangunan jalan tol, tetapi juga infrastruktur publik lain.

"Ya, infrastruktur publik yang katakanlah menyentuh langsung tentang hajat hidup, misalnya tadi, tentang air. Air bersih kita krisis, kita akan fokus ke sana. Kemudian yang kedua tentang persampahan, itu kan sudah menjadi persoalan yang rumit juga. Bagaimana infrastruktur tentang persampahan? Masih sangat minim," tutur Suhendra.

Sebelumnya anggota dewan pengarah BPN Prabowo Sandi, Fadli Zon, menyebut jika masyarakat Indonesia tak bisa makan infrastruktur. Pasalnya di pemerintahan Jokowi daya beli masyarakat menurun dan harga kebutuhan bahan pokok semakin mahal, namun Jokowi hanya fokus pada sektor infrastruktur.

Menurut tim sukses Prabowo Sandi pembangunan infrastruktur yang dilakukan Jokowi tak mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi.

Hal tersebut karena pembangunan infrastruktur Jokowi dinilai berlebihan, investasi yang besar tidak maksimal sehingga pertumbuhan yang diharapkan naik tak mampu mendorong, justru terus menurun.

Karena itu, pembangunan infrastruktur tak bisa dijadikan sebagai salah satu upaya meningkatkan perekonomian. Investasi harus seimbang misal untuk infrastruktur dan sektor produktif seperti alat-alat industri. (kil/hns)
Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar