Minggu, 03 Maret 2019

Kiai Lampung Dukung Jokowi-Ma’ruf Lewat Gerakan Sate Jowo

Kiai Lampung Dukung Jokowi-Ma'ruf Lewat Gerakan Sate Jowo
Sejumlah kiai Nahdatul Ulama (NU) dan alim ulama di Kabupaten Lampung Tengah mengikrarkan gerakan ‘Sate Jowo’. Gerakan tersebut untuk memastikan dukungan kemenangan pasangan Jokowi-KH Ma’ruf Amin.
“Sate Jowo itu Saya Tetap Joko Widodo. Kami mendukung dengan gerakan Sate Jowo. Siapa yang memfitnah dan menebar hoax, akan saya tusuk dengan Sate Jowo,” tegas Kiai Habib Hamdani dalam silaturahmi antara para kiai dengan jajaran PDI Perjuangan yang sedang melaksanakan Safari Kebangsaan IX, Jumat (1/3/2019) di Ponpes Tri Bhakti Al Falah Yukum Jaya Lampung Tengah.
Gus habib sapaan akrab Kiai Habib Hamdani, mengatakan bahwa mereka mendukung pasangan calon nomor urut 01 dengan gerakan Sate Jowo.
Pihaknya mendukung pasangan itu karena keberadaan KH Ma’ruf Amin, yang merupakan cicit dari Syekh Nawawi Al Bantani.
“Bagi siapa yang bilang beliau tak islami, ayo diadu. Sudah jelas, beliau adalah cicit Syekh Nawawi al Bantani,” jelas Gus Habib.
Gus habib menyatakan, pihaknya berpegang kepada apa yang pernah disampaikan oleh Imam Syafi’i. Baginya, substansinya juga pantas untuk disampaikan ke banyak orang. Khususnya untuk bisa secara jernih melihat, mengapa harus mendukung Jokowi-Ma’ruf di tengah masifnya serangan hoaks terhadap pasangan itu.
Pesan ini kata dia, sangat relevan untuk kondisi saat ini. Sebab ini akan menghantam mereka yang suka memfitnah.
“Pesan Imam Syafi’i. Carilah pemimpin yang banyak panah-panah fitnah menuju kepadanya. Ikutilah mereka yang banyak difitnah, karena sesungguhnya mereka sedang berjuan di jalan yang benar,” kata Gus Habib.
Sementara Hasto Kristiyanto banyak menyampaikan soal PDI Perjuangan yang berprinsip bahwa nasionalisme dan Islam, atau Islam dan Nasionalisme, tak bisa dipisahkan. Karena itulah, bahwa dalam kesadaran sejarahnya, PDIP selalu melihat Indonesia adalah Nasionalis, Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, dan TNI-Polri.
Prinsip itulah yang diwujudkan oleh PDI Perjuangan, ketika pada kampanye 2014, menginisiasi sebuah gerakan bersama memastikan Resolusi Jihad 22 Oktober diakui sebagai Hari Santri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar