Minggu, 21 April 2019

PBNU: Pengebom Gereja dan Hotel di Srilanka Terkutuk, Bukan Syahid

Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU, Robikin Emhas (Grandyos Zafna/detikcom)

Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengutuk serangan terorisme di gereja dan hotel di Sri Lanka. Aksi pengeboman itu tidak sesuai dengan Islam dan kemanusiaan.

"Dalam kehidupan masyarakat beradab, pelaku pengeboman bukan pahlawan dan dalam pandangan Islam mereka tidak mati syahid. Kita dan masyarakat dunia mengutuk perbuatan seperti itu," kata Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU, Robikin Emhas, dalam keterangan persnya, Minggu (21/4/2019).

Robikin menjelaskan, semua orang harus menjunjung tingi martabat kemanusiaan dan menjaga kelangsungan hidup setiap manusia. Pihak lain yang berbeda tidak boleh terancam oleh agama dan ideologi yang dianut oleh satu pihak.

"Agama dan ideologi harus dikembangkan untuk mewujudkan perdamaian dunia dan kehidupan masyarakat yang harmoni. Bukan dijadikan sumber dan alasan untuk menegasikan entitas lain yang berbeda," kata Robikin.

PBNU mendukung pemerintah RI melakukan langkah-langkah diplomatis untuk memulihkan keamanan dan membangun solidaritas kemanusiaan masyarakat dunia untuk warga Sri Lanka.

Pengeboman di tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka telah menewaskan 138 orang. 400 Orang terluka akibat peristiwa itu.(dnu/fdu)
Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar