Rabu, 29 Mei 2019

Pasca-Pemilu 2019, SBY : Jangan Atur Demokrat untuk Mendendam


JAKARTA – Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat, ‎Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku mengetahui adanya larangan untuk Prabowo Subianto berkomunikasi dengan Joko Widodo (Jokowi) pasca-Pemilu 2019. Bahkan, ada beberapa pihak yang tidak ingin Prabowo dan Jokowi berdamai.
SBY mempersilakan bagi pihak-pihak yang menganut prinsip tersebut. Namun, ditegaskan SBY, Partai Demokrat tidak bisa diatur untuk menganut prinsip tersebut. Partai Demokrat punya jalan sendiri untuk dapat menerima dan mengakui hasil Pemilu ‎jika dilakukan secara sportif.
"Memang ada yang bersikap tabu dan dilarang keras pihak 02 berkomunikasi dengan 01. Barangkali ada yang bersumpah tak akan komunikasi dan berkawan selamanya. Barangkali pula dendam yang membara harus dipertahankan selamanya. Silakan kalau ada yang punya prinsip itu. Tapi, jangan atur Demokrat harus mengikutinya," kata SBY melalui video conference yang ditampilkan di kediamannya saat acara buka puasa bersama, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (27/5/2019).
Presiden RI kelima tersebut tidak menampik bahwa Partai Demokrat akan berusaha sekuat tenaga untuk dapat menjadi pemenang di Pemilu. ‎Namun, jika hasil Pemilu sudah diputuskan oleh KPU, Partai Demokrat dapat menerima dengan lapang dada.
"Dalam Pilpres 2004, Pilpres 2009, sekarang saya tetap bersahabat dengan beliau semua. sering bertemu di banyak forum. kalau kemarin saya di Jakarta dan diundang Jokowi, saya pasti datang," ucapnya.
"Sama seperti Megawati dan Habibie. Sebelumnya juga sudah direncanakan pertemuan saya dan Prabowo di Singapura. Saya siap. Namun sayang, secara mendadak beliau membatalkan pertemuan tersebut," kata SBY.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar