Senin, 10 Juni 2019

Kerap Bikin Gaduh Atas Nama Agama FPI Wajib Dibubarkan


Seruan bubarkan FPI sepertinya tak bisa ditawar lagi. Ibarat NKRI Harga Mati. Pendiri Front Pembela Islam atau FPI seolah-olah mendapatkankan wewenang dari langit bahwa yang berhak membela Islam adalah ormas ini. Akan Tetapi pada kenyataannya, justru membela Islam dengan cara-cara konyol. Hal ini malah mencemarkan nama baik Islam.
Benarkah FPI telah mengajak pada kebaikan dengan cara-cara melakukan sweeping? Atau malah justru membuat banyak masyarakat yang begitu resah dan sangat terganggu?
Petisi bubarkan FPI sudah banyak yang menandatangani, itu berarti sebenarnya banyak yang setuju ormas ini tak perlu ada alias dibubarkan saja, dan masyarakat Indonesia sebenarnya tak butuh ormas seperti ini.
Sebenarnya tema pembubaran FPI sudah lama bergema. Pada tahun 2016 Oramas ini paling garang mendemo Ahok. Dan memang urusan persekusi juga sudah menjadi gambaran dari ormas ini. Karena jelas sekali pendukungn militannya memang bersumbu pendek alias mudah terprovokasi melakukan aksi brutal atas nama agama.
Pimpinan FPI, habib Rizieq Shihab pun kerap mengeluarkan kata-kata yang agak kasar. Itu karena ia merasa berhak menggurui orang lain. Karena itulah ia tak mau diperkarakan kasusnya sehingga minggat ke Arab Saudi, lalu menuduh pemerintah berbuat zholim padanya, lalu menggunakan istilah “Kriminalisasi Ulama”.
Dari fenomena kegaduhan atas nama agama ini maka muncullah istilah-istilah yang bisa kita renungkan juga, yaitu “setan berpenampilan nabi dan bermulut Qur’an” pernyataan ini bisa kena siapa saja yang sok suci dan suka melakukan tindakan menghukum orang lain yang tidak sependapat atau sejalan dengannya.
Dan apakah FPI seperti itu? Kita bisa buka histori kasus per kasus, dan membuat list daftar tindakan-tindakan negatif yang bisa menimbulkan konflik, misalnya sweeping rumah makan, dan atau persekusi warga yang dianggap bersalah dengan mengesampingkan aparat dan hukum yang berlaku di Indonesia.
FPI hanya menggunakan satu mazhab untuk mengklaim kebenaran, dan menuduh yang lain sebagai orang salah bahkan sesat. Jika tidak menuruti apa yang dikehendaki maka akan diperangi. Mereka sering mencela atau membenci orang yang berbeda pandangan politik, bahkan menghina kepala negara.
Petinggi FPI sering mencontohkan perilaku buruk, seperti Habib Bahar yang sering berkata kotor hingga menjadi tersangka kasus penganiayaan anak, dan Rizieq Shihab yang juga sering mengeluarkan kata-kata kasar, bahkan terjerat kasus pornografi.
Sebenarnya bukan hanya FPI yang begitu menimbulkan kegaduhan, ada juga kelompok semacam ini yang warnanya beda. Kalau FPI kadang melakukan acara-acara shalawatan, ada juga kelompok-kelompok yang anti shalawatan dan malah menuduh shalawatan adalah bid’ah. Tapi anehnya, kedua kelompok yang berbeda ini malah bersatu dalam dukungan politik, keduanya sama-sama mendukung Prabowo-Sandi.
Dukungan FPI dan kelompok kepentingan lainnya kepada Prabowo-Sandi malah menumbuhkan kebencian yang tersistematik, terstruktur dan masif kepada Jokowi. Padahal politik itu relatif, bukan keabadian kepentingan. Hal ini menunjukkan betapa bodohnya gaya mendukung mereka.
FPI adalah Ormas galau, terlihat dari slogan-slogan yang diusungnya “Indonesia Bersyariah”. Mereka menilai Indonesia ini belum bersyariah, padahal nilai-nilai universal yang ada dalam pancasila sudah mewakili ajaran-ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.
Sehingga dari hal semua diatas maka wajib hukumnya FPI dibubarkan karena memang ormas ini tak berfaedah bagi bangsa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar