Kamis, 04 Juli 2019

Bangun 3 Kapal Selam, Indonesia Jadi Produsen di Asia Tenggara


SURABAYA – Indonesia bakal menjadi negara satu-satunya di Asia Tenggara sebagai pembuat kapal selam. Hal ini setelah PT PAL bersama Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Korea Selatan berencana membangun tiga kapal selam tipe 209.
Pembangunan batch kedua ini merupakan upaya memenuh i kebutuhan 12 kapal selam sesuai dengan minimum essential force (MEF).
“Pada 12 April itu sudah singning di Pindad, Ban dung, Jawa Barat. Ini nilainya USD1,2 miliar untuk tiga kapal. Ini besar sekali. Pembiaya annya melalui pinjaman luar negeri dan sampai sekarang masih berproses di Kementerian Keuangan (Kemenkeu),” ungkap Direktur Keuangan PT PAL Irianto Sunardi di Surabaya, Jawa Timur, kemarin.
Irianto menjelaskan, syarat agar kontrak pembangunan kapal selam ini berjalan adalah dengan ditandatanganinya pinjaman tersebut. Menurut dia, pemberian pinjaman sebesar USD1,2 miliar atau sekitar Rp16 triliun memang tidak mudah walaupun peminjamannya dilakukan bertahap sesuai dengan perkembangan.
“Harapannya sebelum akhir tahun ini sudah efektif karena DSME sudah siap, begitu juga dengan kami PT PAL juga sudah siap dengan segala perjanjiannya. Jadi, perjanjian seksi mana saja yang dibikin di sini dulu dan mana yang dibuat di sana, sampai kapal selam yang keenam full dibuat di sini,” ujarnya.
Irianto mengaku seluruh perjanjian antara kedua belah pihak sudah siap tinggal menunggu keputusan dari Kemenkeu. “Perjanjian sudah rapi, tinggal tunggu ketok palu Kemenkeu apakah setuju pinjaman itu diberikan,” ungkapnya.
Saat ini, kata Irianto, pihak yang telah siap mendanai proyek tersebut adalah Korean Exim Bank. Berdasarkan catatan Bappenas, bank tersebut masuk kategori Lembaga Penjamin Kredit Ekspor (LPKE) atau Export Credit Agency (ECA).
Namun, Kemenkeu masih melihat pemberian pinjaman oleh bank itu pada pembuatan kapal selam batch pertama yang dinilai masih mahal. “Kemenkeu melihat Indonesia saat ini tingkat investasinya bagus sehingga harapannya lebih murah dari penawaran tiga kapal selam yang batch pertama. Nah, ini yang belum ketemu. Kalau itu sudah efektif, Insya Allah, kita bisa mulai akhir tahun ini,” katanya.
Dalam pembuatan tiga kapal selam pada batch kedua ini, ada peningkatan-peningkatan yang disesuaikan dengan kebutuhan Indonesia. Pengalaman pada Kapal Selam Ardadedali dan Nagapasa masih ada keluhan.
“Nah, itu diperbaiki pada versi batch kedua ini. Secara umum tipenya sama, tapi banyak perbaikan, baik persenjataan maupun kenyamanan lainnya,” ujarnya.
Seperti diketahui, Indonesia telah menerima tiga kapal selam dari hasil kerja sama dengan Korea Selatan. Dua kapal selam yang dibuat di Korea, yakni Nagapasa 403 dan Ar da dedali 404 yang saat ini sudah beroperasi. Sedangkan satu kapal selam Alugoro 405 saat ini da lam proses uji ketahanan di utara Pulau Bali.
“Kita cari laut yang dalam untuk seatrial. Diuji coba berbagai macam di per baiki lagi sampai waktunya kita serahkan pada 2020 mendatang,” katanya.
Irianto menambahkan, kemampuan PT PAL dalam membangun kapal selam membuat Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang bisa membuat kapal selam. GM Naval Technology PT PAL Laksamana Pertama Drajat Hidayat mengatakan, pembuatan kapal selam ke 4, 5, dan 6 pada batch kedua akan disesuaikan dengan kebutuhan TNI AL.
“Iya, disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan asasi kita seperti sekarang dipasang black shark. mungkin nanti ada torpedo yang lebih canggih, jangkauannya lebih jauh, baterai lebih kuat nanti bisa dipasang di situ,” ujarnya.
Karo Humas Setjen Kemhan Brigjen TNI Totok Sugiharto mengatakan, Indonesia me rupakan negara di Asia Tenggara pertama yang bisa membuat kapal selam. “Pada 10 hingga 20 tahun ke depan, salah satu direktur di Korsel menyatakan Indonesia akan menjadi negara maritim terkuat di AsiaTenggara, mungkin di dunia karena bisa membuat kapal selam sen diri,” ujarnya.
Menurut Totok, industri per tahanan yang dinakhodai PT PAL ini dinilai mampu membuat alutsista khususnya untuk Angkatan Laut (AL) sesuai dengan amanat UU No 16 Tahun 2012. “Saya berharap PT PAL bisa berkembang lebih hebat, lebih canggih, dan disegani oleh negara-negara di Asia Tenggara bahkan dunia,” katanya.
(dni)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar