Jumat, 05 Juli 2019

Rekonsiliasi Dalam Perpolitikan Dinilai Telah Menjadi Budaya Di Tanah Air


Rekonsiliasi selalu terjadi dalam perpolitikan Indonesia, sebab kondisi tersebut menjadi budaya politik di Tanah Air.
“Dalam politik di Indonesia rekonsiliasi selalu terjadi karena tidak bisa menghindar,” kata Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD di sela Simposium Nasional Hukum Tata Negara yang digelar oleh Universitas Islam Indonesia (UII) di Sleman, DIY, Sabtu (30/6).
Sesuai budaya politik di Indonesia, menurut Mahfud, tidak mungkin antarparpol bermusuhan selamanya. Karena itu, ia berharap para pendukung di akar rumput tidak terlalu berlebihan membela para calon yang didukung karena pada akhirnya mereka akan bersatu.
“Saya sejak dulu berharap rakyat itu di bawah tidak usah terlalu panas membela salah satunya. Membela ya membela tetapi kalau sampai panas gitu nanti kecewa sendiri karena toh pada akhirnya yang dibela sama saja akan bersatu,” ngkapnya.
Mahfud menilai, persatuan atau upaya pendekatan antarpartai politik pascaputusan MK patut disyukuri. Meski demikian, masih diperlukan pendekatan langsung untuk kalangan masyarakat dengan menegaskan bahwa seluruh proses sengketa pemilu di MK telah usai.
“Sudah selesai tidak ada lagi musuh karena pemilu itu bukan untuk membangun musuh tetapi mencari pemimpin dan sesudah pemimpin terpilih ya diterima bersama,” ungkap Mahfud.
Pemilu telah usai, tidak ada lagi permusuhan karena Pemilu adalah untuk memilih pemimpin yang hasilnya dapat diterima bersama. Para pendukung akar rumput diharapkan tidak terlalu berlebihan membela para calon yang didukung.
Ia berharap, para pemimpin yang terpilih pada Pemilu 2019 mulai berpaling meninggalkan berbagai kegaduhan politik yang berkaitan dengan pilpres dan mulai berkonsentrasi memperkuat pemberantasan korupsi di Indonesia. “Urusan ribut-ribut politik sudah selesai, tinggal bagaimana agar para pemimpin terpilih di DPR maupun yang dieksekutif memperkuat gerakan pemberantasan korupsi,” kata Mahfud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar