Rabu, 28 Agustus 2019

Siswa Papua di Malang Korban Hoaks


Malang – Pertemuan antara kader FPI dan siswa Papua di Kota Malang berujung polemik. Para siswa Papua mengaku jika pihaknya menjadi korban hoaks, sebab pada malam itu mereka didatangi orang tidak dikenal (kader FPI), kemudian dipaksa membuat video dan foto bersama orang-orang tersebut. Alasannya adalah untuk melindungi siswa-siswa Papua dan videonya tidak akan disebar. Akan tetapi para siswa Papua ternyata dibohongi, sebab FPI memviralkan video tersebut dengan mengatasnamakan mahasiswa Papua, padahal anak-anak ini masih pelajar.
Akibatnya, para siswa Papua dalam video tersebut dijauhi teman-temannya dan menjadi korban bullying.
Lagi-lagi FPI bertingkah bodoh. Mereka berani mengorbankan pelajar Papua, mengancam dan memaksa para pelajar tersebut untuk keperluan pencitraan. Masyarakat tidak heran dengan tindakan tersebut, karena FPI memang arogan, bar-bar dan tidak punya aturan, sehingga layak dibubarkan
Sebelumnya dalam pertemuan (Siswa Papua dengan FPI) itu, LPI juga berjanji akan menjaga keamanan para siswa Papua tersebut. Ketika itu, pertemuan antara anggota LPI dan siswa Papua sempat divideokan dan disebar ke beberapa media lokal.
Tapi, permasalahan datang kemudian hari, dalam sejumlah unggahan di media sosial. Salah satunya yang diunggah oleh akun YouTube bernama Denelson Ramela. Wajah siswa yang berada di video itu sama persis dengan video yang direkam oleh anggota LPI sebelumnya.
Dalam video 4 menit 27 detik tersebut para siswa Papua tersebut menganggap kalau pihaknya menjadi korban hoaks. “Sebelumnya kami bertiga minta maaf, tersebarnya video hoaks,” kata salah seorang di antara mereka.
Mereka bercerita, pada malam itu, mereka didatangi oleh orang tak dikenal. “Di situlah kami dipaksa membuat video dan foto bersama mereka, kami disuruh ceritakan keadaan kami di sekolah,” imbuhnya.
Berdasarkan keterangan para ‘tamu’ tersebut, mereka membuat video tersebut untuk melindungi mereka.”Tapi mereka bilang video untuk di sekitar Bumiayu, tidak tersebar, tapi mereka membohongi kita. Video tersebut sudah tersebar di mana-mana, di seluruh Indonesia,” katanya.
Melalui video tersebut, mereka meminta maaf kepada para mahasiswa asal Papua karena sudah membuat video yang viral. “Di video tersebut, kami diatasnamakan mahasiswa, padahal kami masih pelajar,” imbuhnya.
Saat ini, para siswa Papua merasa tidak nyaman ketika bersekolah. “Ketika kita datang, siswa di sekolah meninggalkan kita,” katanya.
Selanjutnya, di akhir video, para siswa tersebut mengungkapkan untuk tidak percaya hoaks. “Setop menyebarkan hoaks,” pungkasnya.
Sementara itu, terkait beredarnya video terbaru itu, Wali Laskar LPI, Andre Aston, kecewa dengan sikap siswa tersebut yang berubah.
“Kami hanya ingin memberikan semangat kepada pelajar itu,” katanya ketika dikonfirmasi.
Dia mengatakan, dari awal niat LPI membuat suasana di Kota Malang kondusif. “Terkait sekarang mereka menganggap kami hoaks, tidak apa-apa, kami sudah terbiasa dengan cacian. Tapi, demi Allah kami hanya ingin wilayah kami aman,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar