Minggu, 15 Desember 2019

Sistem Khilafah Bukan Ditolak Tapi Tertolak di NKRI


Wakil Presiden Ma’ruf Amin kembali menegaskan bahwa sistem khilafah tak bisa masuk ke Indonesia bukan karena ditolak, tapi tertolak.
Ma’ruf menjelaskan bahwa  sejak awal sudah ada kesepakatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang telah diperjuangkan oleh para pendiri bangsa ini. Sehingga sitem khlifah tertolak dengan sendirinya.
“Kalau ditolak, bisa masuk tapi ditolak. Kalau tertolak tidak bisa masuk karena kita punya kesepakatan, NKRI,” kata Ma’ruf saat memberikan sambutan dalam acara Musyawarah Bersama MUI, DMI, BWI, Baznas, IPHI Provinsi Jawa Tengah di Gedung Gradhika Bakti Praja, Semarang, Jumat (13/12).
Ma’ruf menilai, NKRI adalah sebuah kesepakatan sehingga tidak bisa diganggu oleh pemikiran lain.
Menurut Ma’rufm, sebuah negara tak harus berbentuk khilafah untuk menjadi Islami. Islami kata dia bisa ada dalam sistem republik, kerajaan atau keamiran dalam sebuah negara.
Sebagai contoh lanjut Ma’ruf, Saudi Arabia yang dikenal sebagai kerajaan Islami. Sementara negara yang berbentuk keamiran dan Islami adalah Kuwait, Qatar dan Uni Emirat Arab.
“Republik juga Islami, selain Indonesia ada Mesir, Turki. Jadi kalau soal Islami ya semua Islami,” jelas Ma’ruf.
Dijelaskannya, bahwa khilafah itu Islam, karena ada khilafah abbasiyah, dankhilafah Usmaniah. Karena itu ia berharap tidak ada lagi yang membawa-bawa pikiran di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“NKRI sudah final,” tegas Ma’ruf.
Disisi lain, munculnya Intoleran dan radikalisme yang masuk di Indonesia saat ini, tambah Ma’ruf, tak lain disebabkan karena ego dan fanatisme kelompok. Padahal, di seluruh kitab suci agama apapun, tidak ada yang mengajarkan untuk intoleran.
“Di dalam kitab beda agama pun kita diajarkan toleran. Lakum dinukum waliyadin,” ujarnya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar