Jumat, 18 Desember 2020

Warning Aksi 1812 di Depan Istana Negara, Bisa Jadi Potensi Penyebaran Covid-19

 

Rencana aksi 1812 itu akan dilaksanakan sejumlah ormas keagamaan dan

Front Pembela Islam (FPI) dan sejumlah ormas keagamaan lainnya dengan tuntutan agat

dibebaskankannya Muhammad Rizieq Shihab.

"Berkaca dari tiap kerumunan yang terjadi dari aksi demonstrasi, penularan penyebaran virus

Corona pasti bakal terjadi. Pokoknya setiap kerumunan akan terjadi kemungkinan terjadinya

penularan. Semua ahli epidemiologi akan sama tinggal bagaimana pemerintah bersikap

terkait kerumunan tersebut," ungkap Miko, Kamis (17/12/2020).

Dikatakan Miko, potensi penyebaran virus Corona dari kegiatan demonstrasi akan tetap

terjadi meski para demonstran mengklaim menjalankan protokol kesehatan. Dia menyebut

saat penggunaan masker pun tidak menjamin para demonstran terbebas dari penyebaran

virus Corona.

Dia mencontohkan, penyebaran beberapa contoh masker tidak serta merta membuat orang

yang ikut demo akan 100% terhindar terpapar virus tersebut. Menurut Miko, saat para

demonstran mulai larut ikut berteriak menyuarakan tuntutannya, potensi penyebaran

tersebut akan terjadi.

"Kalau nggak teriak-teriak iya (aman dari penularan virus Corona). Tapi begitu teriak-teriak

ada kemungkinan untuk tetap terjadi penyebaran," ujarnya.

"Kan penyebarannya orang ke orang ya dari droplet. Jadi biar pun pakai masker kain hanya

70 persen (terlindungi). Masker bedah hanya 80-90 persen tergantung kualitasnya. Masker

N95 itu 95 persen (terlindungi)," sambungnya.

Miko menambahkan, total ada 30 persen potensi penularan penyebaran virus Corona dari

kegiatan demonstrasi yang menciptakan kerumunan meski para demonstran menggunakan

masker.

Sementara itu, Pihak Polda Metro Jaya sendiri memastikan tidak akan mengeluarkan surat

izin dari aksi demonstrasi 1812 besok di Istana Negara, Jakarta Pusat.

"Ya, tidak mengeluarkan. Izin tidak dikeluarkan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes

Yusri Yunus kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (17/12/2020).

Meski begitu, polisi tetap mengantisipasi. Polisi akan melakukan upaya pencegahan agar

massa tidak berkumpul dan menimbulkan kerumunan.

"Kita akan lakukan operasi kemanusiaan. Kita mulai dari mana? Preventif kita mulai dari

Bekasi, dari daerah kita sampaikan tidak boleh ada kerumunan," terang Kombes Pol Yusri

Yunus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar