Selasa, 09 April 2024

Pj Gubernur: Makna Idul Fitri memperkuat keberagaman di Papua Barat


Penjabat Gubernur Papua Barat Ali Baham Temongmere mengatakan perayaan Idul Fitri 1445 Hijriah mengandung makna memperkuat tali silaturahim atas keberagaman umat beragama di provinsi tersebut.

"Semangat Idul Fitri tentunya memperkokoh persatuan dan kesatuan semua komponen bangsa," kata Ali Baham seusai mengikuti Shalat Idul Fitri 1445 Hijriah di Lapangan Kodim 1801 Manokwari, Rabu.

Menurut dia kondusivitas keamanan daerah sejak awal bulan Ramadhan hingga pelaksanaan Shalat Id 1445 Hijriah tidak terlepas dari dukungan TNI-Polri dan semua komponen masyarakat Papua Barat.

Kondisi tersebut mencerminkan kerukunan dan toleransi umat beragama telah terpelihara sejak dahulu yang kemudian menjadi modal utama mewujudkan Papua Barat semakin damai pada masa mendatang.

"Kita bisa menyaksikan bahwa malam takbiran itu umat beragama lain juga berpartisipasi menjaga keamanan," ujar Ali Baham.

Gubernur mengapresiasi Panitia Hari Besar Islam (PHBI) tingkat provinsi maupun kabupaten se-Papua Barat yang telah menyediakan sejumlah lokasi dilengkapi dengan masing-masing imam dan khotib untuk kelancaran Shalat Idul Fitri 1445 Hijriah.

Hari kemenangan yang dirayakan setelah menjalani ibadah puasa selama satu bulan, harus dapat diamalkan oleh umat Islam melalui sikap dan perbuatan yang baik dalam kehidupan sosial bermasyarakat hingga masa mendatang.

"Dengan selesainya bulan suci Ramadhan, umat Islam tetap bersemangat merawat kebhinnekaan," ujar Ali Baham.

Ratusan umat Islam mengikuti Shalat Idul Fitri 1445 Hijriah di Lapangan Kodim 1801 Manokwari, Papua Barat, Rabu. (ANTARA/Fransiskus Salu Weking).

 Khotib Ustadz Burhanuddin Ibnu menyebut perayaan Idul Fitri menjadi momen mempererat tali silaturrahim seluruh komponen bangsa yang sempat tersekat akibat perbedaan pilihan pada Pemilu 2024.

Umat Islam diharapkan terus menebar pesan kedamaian untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa di tengah kemajemukan, sehingga arus globalisasi tidak menimbulkan perpecahan.

"Islam itu tidak memandang siapa dan dari mana asal kita. Semua sama di hadapan Tuhan, maka mari berbuat baik bagi sesama," ucap Burhanuddin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar