Senin, 09 Juli 2018

Mewaspadai Gerakan HTI dan PKS Kelompok yang Paling Ngotot Mendirikan Negara Islam

Negara Indonesia bukanlah Negara Islam serta menganut sistem demokrasi yang berlandaskan Pancasila. Tidaklah tepat bila ada pihak-pihak tertentu yang memaksakan bahwa yang menjadi pemimpin haruslah beragama Islam.

Keingin kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang sudah dibubarkan oleh pemerintah  kerap kali ngotot mendirikan khilafah atau negara Islam di bumi yang Bhinneka Tunggal Ika ini. Bahkan partai Politik PKS pun demikian.

Banyak diantara kader PKS ditemukan tergabung dengan kelompok tersebut. Sebaliknya pun sama banyak anggota HTI juga menjadi kader PKS.

Meskipun Islam menganjurkan pemimpin bagi umat Islam wajib beragama Islam, tapi di negara Indonesia yang menganut Pancasila dan adalah negara demokrasi, pemimpin tidak harus beragama Islam. Bila tidak maka diskriminatif terhadap agama lainnya.

Berbagai upaya sudah banyak dilakukan oleh kelompok garis keras seperti HTI dan PKS dengan merubah-rubah pola namun tujuannya tetap sama. Tak perduli dengan toleransi bagi mereka hanya keinginan merubah negara yang majemuk ini menjadi negara Islam. Karena itu kini mereka ngotot memperjuangkan dengan cara-cara tidak halal, salah satunya dengan gerakan ganti presiden yang diinisiasi oleh Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.

Gerakan #2019GantiPresiden yang mengatasnamakan nurani rakyat ini, padahal merupakan gerakan politik Indonesia Berkhilafah.

Hal ini akan menjadi bahaya laten bahwa HTI muncul kembali melalui gerakan politik PKS. Bahkan disinyalir ada bantuan dari Gerindra. Tentu ini akan sangat berbahaya bagi keberlangsungan NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

HTI ingin mengubah dasar negara dari Pancasila dan menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Pasalnya bagi HTI, demokrasi dibuat oleh manusia dan sistemnya tidak sesuai dengan hukum Islam. Padahal ajaran Islam sendiri sudah terwakilkan oleh setiap butir-butir Pancasila.

Pernyataan dan tindakan HTI yang kerap menjadi lawan pemerintah dan negara membuktikan bahwa HTI memiliki keterkaitan dengan ISIS.

Mereka punya hobi menggelar demonstrasi yang mendorong tegaknya kembali sistem khilafah dan penegakan syariat Islam (tathbiq al-syrari’ah al-Islamiyyah). Untuk mencapai tujuan tersebut masing-masing kelompok memiliki cara masing-masing. ISIS dan al-Qaedah memakai jalur kekerasan dan teror, sedangkan HTI menempuh cara yang berbeda, yakni jalan damai. HTI kini berani terang-terangan menyuarakan ide-ide gilanya menentang keabsahan NKRI

Dengan demikian, PKS yang memiliki banyak kader HTI dapat diartikan mendukung pergerakan ISIS.

Pemerintah RI tidak boleh tinggal diam, wajib bertindak cepat, tegas dan berani segera membubarkan semua kelompok yang anti terhadap Pancasila. Ide khilafah dari orang-orang Islam yang sedang khilaf, buta sejarah dan tidak menghargai para ulama pejuang NKRI itu harus dilawan dengan cara melarangnya agar rakyat tidak berselisih dan saling menumpahkan darah di negeri yang elok ini.

Membiarkan mereka itu sama dengan membiarkan kanker ganas menggerogoti tubuh sehat kita. Penyakit apa pun wajib dicegah segera sebelum berjangkitnya, wajib diobati hingga sembuh setelahnya, dan wajib segera diamputasi bila menular ke organ-organ sehat lainnya.

Oleh sebab itu jika hal serupa yakni penekanan-penekanan seiring pemakasaan megganti negara Indonesia dengan negara Islam harus di waspadai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar