Senin, 01 Juni 2020

New Normal Membuka Ruang Swasembada Pangan Masyarakat


JAKARTA – New Normal yang diwacanakan oleh pemerintah di tengah pandemi Covid-19, salah satu tujuannya adalah ingin mengajak masyarakat masuk dalam tatanan kehidupan yang lebih berkualitas tanpa meninggalkan protokol kesehatan Covid-19. Salah satu contohnya adalah dengan berbasis teknologi semua pekerjaan bisa dikerjakan dari rumah atau dari manapun. New normal dapat membuka ruang untuk kembali menggeliatkan sektor pertanian dalam arti luas, sehingga diharapkan perekonomian masyarakat bisa kembali berkembang. Apalagi dengan kehadiran teknologi dalam setiap kegiatan bisa membantu masyarakat beraktifitas tanpa dibatasi ruang dan waktu. Dalam konteks new normal juga banyak sektor yang bisa dikembangkan, terutama kembali membangkitkan sektor pertanian dalam arti luas.
Terkait dengan perubahan konteks yang sudah ada terkandung maksud, kita masuk dalam dimensi baru yang lebih menjanjikan. Contohnya di Bali sekarang ini tidak boleh hanya bergantung pada satu sektor, seperti pariwisata, tetapi sudah mulai mencoba lagi mengembangkan dari sisi pertanian dalam arti luas sebagai penopang ketahanan pangan di daerah. Bercermin pada kondisi Covid-19, kita lihat perikanan mulai disentuh, pertanian, peternakan, perkebunan semua mulai dilirik, karena mereka sadar akan pentingnya ketahanan pangan yang kelak bisa diandalkan menjadi komoditas utama.
Selain hal tersebut, langkah tindak lainnya yang dapat dilakukan dalam menghadapi kondisi new normal, adalah bagaimana dengan new normal masyarakat akan mampu menghidupkan dapur hidup dan apotek hidup baik itu melalui tabulapot ataupun tanaman hydroponik mulai dari keluarga masing-masing. Dalam hal ini, tentunya peran serta pemerintah dalam memfasilitasi masyarakat sangat diperlukan, dan salah satunya yaitu melalui database skala desa. Dengan adanya database skala desa akan sangat membantu pemerintah dalam menghadapi new normal, seperti berapa jumlah penduduk, kebutuhan pangannya berapa dan konsumsinya apa saja, sehingga pada akhirnya nanti dapat diketahui desa mana yang sudah swasembada pangan dan desa mana yang rawan pangan. Harapannya kedepan, mudah-mudahan Indonesia bisa swasembada pangan seperti dulu lagi, walaupun masih ditengah pandemi Covid-19.
Sejalan dengan uraian diatas, pemerintah juga melalui Kementerian Pertanian, menghimbau masyarakat agar pertanian bisa menjadi sektor andalan di tengah tantangan ekonomi yang melemah. Pandemi Covid-19 telah membuat banyak orang kehilangan pekerjaan dan meningkatkan kekhawatiran akan ketersediaan sumber pangan. Salah satu obatnya ada di depan mata, yaitu bertani, bertanam di pekarangan. Pekarangan dapat memberikan manfaat besar bukan saja terhadap pemenuhan penyediaan pangan yang sehat, juga bahkan dapat menjadi sumber pendapatan keluarga. Di masa pandemi ini, bisnis pertanian tidak akan mati, karena tidak ada orang di dunia tidak butuh makan. Ini berarti sayuran di sekitar kita ini, dengan teknologi lebih baik, maka hasilnya akan luar biasa. Harapannya hasil pertanian alih-alih bisa menjadi andalan ekspor untuk negara-negara di wilayah Asia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar