Minggu, 20 Maret 2022

Pakar Sebut Minim Alergi Berat usai Vaksinasi Covid-19


 

Jakarta - Hanya lima dari 5 juta peserta vaksinasi COVID-19 di dunia yang mengalami reaksi Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) alergi berat. Hal itu dikatakan oleh Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia, Prof. Iris Rengganis.

"Dari data terbaru, lima di antara 5 juta orang yang divaksinasi mengalami KIPI alergi berat yang disebut anafilaksis," kata Iris, Jumat, 18 Maret 2022. "Jumlah itu sangat rendah jika dibandingkan dengan gejala buruk yang ditimbulkan oleh infeksi COVID-19 yang bisa mencapai 20 persen penderita dengan angka kematian sekitar 0,5 hingga 3 persen."

KIPI merupakan situasi yang tidak bisa dihindari dari reaksi vaksin di tubuh. Gejala timbul dari sensitivitas pribadi atau alergi.

"Tapi jarang reaksi berat, biasanya reaksi lokal (di sekitar lokasi suntikan), tapi yang menyeluruh bisa demam dan nyeri sendi," ujarnya.

Iris mengatakan gejala KIPI yang ditimbulkan dari alergi dapat dicegah oleh peserta vaksinasi melalui upaya rutin mengecek komorbid untuk memastikan kondisi telah terkontrol dengan baik.

"Kuncinya kita harus pastikan sebelum divaksinasi dia sehat. Kalau punya komorbid harus sudah terkontrol dan harus konsultasi dengan dokter masing-masing," jelasnya.

Ia mengatakan reaksi lokal akibat vaksinasi seperti memar, bengkak, kebas, demam ringan, dan lainnya berlaku umum pada semua vaksin, tidak hanya vaksin COVID-19. Menurut Iris, vaksin COVID-19 terbukti bermanfaat mencegah sakit berat dan rawat inap serta kematian.

"Itu akan menurun kalau ada vaksinasi, bukan mencegah penularan," katanya. "Bahkan perlindungan vaksinasi juga masih efektif sampai saat ini di tengah gelombang Omicron."

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar