Senin, 30 Desember 2019

Sambut MotoGP 2021, Pelaku Industri Dorong Pembaruan Sarpras Transportasi


Mataram (Suara NTB) – Menjelang gelaran MotoGP 2021, kesiapan dari ketersediaan sarana-prasarana transportasi disebut masih kurang. Padahal hal tersebut dinilai sangat penting, terutama untuk mengakomodir kebutuhan baik wisatawan maupun penyelenggara MotoGP sendiri.

Hal tersebut menjadi atensi dari pelaku industri parwiisata, salah satunya yang tergabung dalam Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB. Khususnya untuk kebutuhan moda transportasi udara, darat dan laut.

Ketua PHRI NTB, Ni Ketut Wolini, menerangkan pihaknya tengah berusaha menyusun rencana dengan lembaga pemerintahan dan stakeholder terkait untuk mengatasi kekurangan transportasi tersebut. “Beberapa waktu lalu kami dari PHRI NTB sudah melakukan gathering (pertemuan) dengan stakeholder terkait transportasi ini,” ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis, 26 Desember 2019.

Dalam pertemuan tersebut Wolini menerangkan dibahas beberapa hal strategis terkait kolaborasi menyambut MotoGP. Termasuk untuk pemenuhan sarana-prasarana transportasi. “Ini kalau jadi (gelaran MotoGP, Red), akan ada penambahan penerbangan Air Asia,” ujar Wolini.

Tidak hanya penerbangan, Wolini menerangkan pihaknya juga akan mengupayakan adanya pembaruan untuk moda transportasi laut. Pasalnya, dengan kegiatan balap motor yang mencakup pasar internasional tersebut maka penyeberangan laut dinilai perlu difasilitasi kapal-kapal yang lebih besar dan lebih baru.

Diterangkan Wolini, pembaruan penyeberangan laut salah satunya juga untuk mengatasi kekurangan akomodasi kamar hotel yang masih menjadi pekerjaan rumah pelaku industri dan pemerintah saat ini. Untuk itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan stakeholder terkait tentang penyeberangan laut, khususnya ke Bali.

Dengan menjamin sarana-prasarana transportasi yang baik, diantaranya menyiapkan fasilitas kapal cepat yang lebih banyak dan pembaruan kapal-kapal yang ada, maka beberapa kekurangan yang ada di Lombok disebut bisa ditanggulangi sementara dengan menjadikan Bali sebagai pendukung.

“Itu rencananya PHRI, transportasi harus dibenahi. Sehingga kedepannya sudah siap dan terintegrasi,” ujar Wolini. Hal itu disebut sangat mungkin terjadi mengingat Lombok dan Bali berdekatan, dan potensi pariwisata di Bali selama ini juga memberikan dampak ke NTB secara umum. “Makanya penyebrangan itu harus diperbaiki sistem dan lain-lainnya. Untuk keselamatan penyeberangan dan penumpang, supaya memudahkan,” sambungnya.

Wolini sendiri menerangkan seluruh potensi MotoGP yang begitu besar memang perlu dipersiapkan secara matang. Selain masalah pembenahan sarana-prasarana transportasi, hal tersebut juga menyangkut kesamaan persepsi pelaku industri sendiri tentang gelaran balap motor internasional tersebut.

Diterangkan Wolini, pihaknya mengatensi lonjakan harga yang mungkin saja dilakukan oleh pelaku industri pariwisata. Khususnya terkait permintaan kamar hotel dan jasa agen perjalanan. “Kita akan minta antisipasi, supaya nanti setelah MotoGP tidak ada harga hotel yang (tiba-tiba) tinggi. Kita perlu koordinasi dengan semua hotel dan restoran,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar